Indonesia Merdeka, Data tak Boleh Dijajah

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Aris Rakhmadi (Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS); Program Studi Informatika Program Doktor (S3 DIFA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD))

Setiap bulan Agustus, langit Indonesia dihiasi semangat merah putih. Lagu-lagu perjuangan bergema dari sekolah hingga pelosok desa. Masyarakat bergotong royong menghias lingkungan, mengikuti lomba rakyat, dan memperingati detik-detik proklamasi dengan khidmat. Namun di balik semua euforia itu, ada pertanyaan penting yang perlu kita renungkan bersama: udahkah makna kemerdekaan itu benar-benar kita rasakan dalam seluruh aspek kehidupan?

Kemerdekaan yang diraih pada 17 Agustus 1945 adalah buah dari perjuangan panjang melawan penjajahan fisik. Tapi dunia telah berubah. Penjajahan masa kini tidak selalu datang dengan senjata dan kapal perang. Ia hadir secara senyap, lewat jaringan kabel optik, gelombang radio, server, algoritma, dan aplikasi yang menyusup ke ruang pribadi kita. Inilah era digital, di mana informasi menjadi senjata dan data menjadi kekayaan paling berharga.

Kini, bangsa Indonesia menghadapi tantangan baru yang tak kalah genting: Bagaimana menjaga kedaulatan digital, terutama dalam penguasaan dan pengelolaan data warga. Ketika setiap aktivitas—belanja, belajar, bekerja, hingga ibadah—terhubung ke internet, data kita tersebar, dikumpulkan, diproses, dan sering kali dikendalikan oleh pihak yang bahkan tidak tinggal di Indonesia.

Di zaman ini, data adalah aset strategis, nilainya tak kalah penting dibanding kekayaan alam. Data telah menjadi komoditas global. Perusahaan teknologi raksasa bisa memetakan perilaku, pola konsumsi, hingga kecenderungan politik masyarakat suatu negara hanya dari data yang dikumpulkan sehari-hari melalui gawai, aplikasi, dan layanan daring. Ironisnya, banyak dari data tersebut tidak sepenuhnya dikelola oleh bangsa sendiri, melainkan oleh korporasi asing yang punya kekuatan teknologi dan kapital yang besar.

Beberapa waktu lalu, sempat mencuat kabar bahwa Amerika Serikat ingin agar data warga Indonesia dikelola oleh pihak mereka. Meski isu itu telah dibantah secara resmi, kegelisahan publik tak serta-merta hilang. Kekhawatiran bukan hanya soal permintaan eksplisit, tetapi tentang ketergantungan kita terhadap infrastruktur digital asing. Banyak layanan penyimpanan data, komputasi awan, hingga sistem informasi publik yang bertumpu pada teknologi luar negeri.

Apakah kita benar-benar merdeka jika server yang menyimpan data kependudukan kita ada di luar negeri? Apakah kita aman jika regulasi negara asing bisa sewaktu-waktu meminta akses ke data warga Indonesia? Di tengah ketegangan geopolitik global, penguasaan data bisa menjadi alat intervensi baru—lebih halus, lebih masif, dan lebih sulit dilawan.

Kemerdekaan bukan hanya bebas dari penjajahan fisik, tapi juga dari kendali yang tak kasat mata. Kemerdekaan digital menuntut kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri, termasuk di ruang siber. Kita harus punya sistem penyimpanan data nasional, layanan teknologi yang berdaulat, serta kebijakan perlindungan data yang berpihak pada rakyat. Dalam hal ini, pengesahan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) menjadi pijakan utama, meski masih butuh komitmen kuat dalam implementasinya.

Penting pula untuk mendorong literasi digital masyarakat. Data bukan hanya urusan pemerintah atau korporasi, tetapi juga tanggung jawab setiap individu. Rakyat perlu memahami nilai datanya sendiri dan tidak sembarangan membagikannya tanpa perlindungan memadai. Sama seperti kita menjaga identitas dan martabat bangsa, data pribadi pun harus dijaga dengan kesadaran nasional.

Generasi muda Indonesia, yang tumbuh dalam era teknologi, memegang peran penting dalam perjuangan baru ini. Jika dulu mereka turun ke medan perang, kini mereka bisa berjuang lewat inovasi, riset, pengembangan teknologi lokal, dan penguatan etika digital. Semangat merdeka kini berarti berani mandiri dalam teknologi, dan tidak mudah tunduk pada dominasi digital global.

Tentu, kita tak bisa menutup diri dari kerja sama internasional. Tapi kerja sama harus dibangun atas dasar kesetaraan, bukan ketergantungan. Kita boleh terbuka, tapi jangan kehilangan kendali. Sudah seharusnya kita berperan aktif, bukan sekadar pengamat di rumah sendiri—tempat segala sesuatu dijalankan oleh sistem asing yang tak kita pahami dan tak bisa kita kontrol.

Saat kita mengibarkan merah putih di langit Indonesia, mari pastikan bendera itu juga berkibar kokoh di dunia maya. Karena kemerdekaan sejati bukan hanya diraih, tetapi juga terus dijaga. Dan hari ini, menjaganya berarti juga menjaga data kita sendiri.

Read Entire Article