
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Jumat (11/7). Sentimen pasar masih cenderung positif, baik dari sisi teknikal maupun dari faktor eksternal yang mendukung.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, menyampaikan bahwa penguatan IHSG kemarin ditopang oleh berbagai katalis. Di antaranya adalah menguatnya indeks saham global, antusiasme pasar terhadap penawaran umum perdana (IPO) sejumlah saham baru, berita-berita aksi korporasi dari emiten besar, serta terjadinya rebound pada saham-saham berkapitalisasi besar.
Dari sisi teknikal, IHSG berhasil menembus garis rata-rata pergerakan 20 hari (MA20), dan indikator MACD mulai mengindikasikan terbentuknya golden cross, yang secara historis merupakan sinyal bullish.
Dengan kondisi tersebut, Valdy menilai bahwa IHSG berpeluang melanjutkan penguatan selama mampu bertahan di atas level psikologis 7.000.
“IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada level 7.050–7.080, jika bertahan di atas level 7.000,” kata Valdy dalam prediksinya, Jumat (11/7).
Ia mencatat level resistance berada di 7.080, pivot di 7.050, dan support di sekitar 7.000.
Sementara itu, dari sisi global, pelaku pasar juga menantikan rilis data ekonomi penting yang diperkirakan turut mempengaruhi sentimen di pasar saham.
Dari Inggris, akan dirilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) bulan Mei 2025 yang diperkirakan tumbuh 0,1 persen secara bulanan, membaik dari kontraksi 0,3 persen pada bulan sebelumnya. Dari Tiongkok, pasar menunggu data ekspor Juni 2025 yang diprediksi naik 5,5 persen secara tahunan, serta impor yang diperkirakan tumbuh 2,5 persen, keduanya menunjukkan pemulihan dari bulan Mei yang sempat melambat.
Di pasar komoditas, harga tembaga mengalami penguatan dan mendekati level tertingginya dalam sejarah pada Kamis (10/7). Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump secara resmi mengumumkan bahwa tarif impor tembaga sebesar 50 persen akan mulai diberlakukan pada 1 Agustus 2025.
Kabar ini memicu lonjakan permintaan jangka pendek dan penurunan stok tembaga di London Metal Exchange (LME), seiring langkah para pedagang yang lebih dulu mengalihkan pasokan ke Amerika Serikat sejak adanya ancaman tarif awal tahun ini.
Meski begitu, kenaikan harga tembaga global ini belum secara langsung direspons oleh lonjakan harga saham-saham emiten tembaga di dalam negeri.
Dari sisi teknikal lainnya, analis MNC Sekuritas menilai bahwa posisi IHSG saat ini kemungkinan berada di bagian dari wave (b) dalam struktur wave (b). Dengan begitu, peluang penguatan jangka pendek masih terbuka, terutama menuju kisaran level 7.035 hingga 7.050.
“IHSG masih berpeluang menguat setidaknya ke rentang 7.035–7.050,” tulis tim analis MNC Sekuritas dalam riset hariannya.
Dalam skenario terbaiknya, penguatan ini akan tetap ditopang oleh volume pembelian yang dominan, sebagaimana terlihat dalam beberapa sesi perdagangan terakhir.
Beberapa saham berkapitalisasi besar seperti sektor perbankan dan energi diperkirakan masih menjadi penopang utama pergerakan indeks. Saham seperti BBRI, BBNI, BMRI, dan BRIS berada dalam jalur penguatan teknikal dengan volume transaksi yang meningkat. Sementara saham energi seperti ADRO juga masih menarik minat investor seiring sentimen positif harga komoditas.
Secara keseluruhan, dengan posisi teknikal IHSG yang masih positif, dukungan dari penguatan saham big cap, serta adanya harapan dari data ekonomi global yang lebih baik, pasar memiliki ruang optimisme di akhir pekan.
Namun demikian, pelaku pasar tetap disarankan mencermati dinamika global, terutama terkait tarif dagang AS, perkembangan ekspor-impor Tiongkok, serta potensi aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek menjelang akhir pekan.
-
Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.