Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menilai peningkatan konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2025 belum sepenuhnya mencerminkan daya beli yang lepas dari sikap hati-hati.
Ketua Hippindo, Budiharjo Iduansjah, menyebut konsumen masih cenderung menahan pembelian dan memilih berbelanja ketika ada potongan harga atau promosi.
“Daya beli kalau kami dari retail lihat itu adalah orang nahan beli. Jadi artinya orang itu menunggu timing mungkin diskonan, promosi. Jadi dia nongkrong-nongkrong di mal,” kata Budiharjo ketika ditemui wartawan di Balaikota Jakarta, Selasa (12/8).
Budiharjo menuturkan, perubahan strategi seperti renovasi atau relokasi toko di pusat perbelanjaan dapat memberikan dampak signifikan terhadap kinerja penjualan.
Ia mencontohkan, sejumlah anggota Hippindo berhasil mencatat kenaikan omzet hingga 30 persen hanya dengan memindahkan lokasi toko atau restoran di mal yang sama.
"Artinya mungkin perlu renovasi. Mal-nya maupun retail itu harus melakukan renovasi atau evaluasi daripada lokasi. Karena sudah dibuktikan dengan hanya pindah di mal yang sama, lantai yang sama, cuma geser tempat ke tengah, omzetnya naik 30 persen," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 sebesar 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama dari sisi pengeluaran. Kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 2,64 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2/2025 bila dibandingkan dengan triwulan 2/2024 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,12 persen,” kata Edy dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Selasa (5/8).
Fenomena menarik lainnya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang kini lebih banyak dilakukan secara daring. Edy menyebut hal ini bisa jadi belum banyak terekspos karena aktivitas belanja online sulit terlihat secara kasat mata seperti belanja langsung di toko fisik.
Sedangkan dari sisi distribusi PDB, konsumsi rumah tangga menyumbang porsi terbesar, yakni 54,25 persen, dengan pertumbuhan 4,97 persen yoy.