
Harga minyak mentah sempat anjlok 2 persen pada panutupan perdagangan Kamis (10/7), didorong oleh tarif baru Presiden AS Donald Trump, yang diperkirakan akan merugikan pertumbuhan ekonomi, dan penurunan perkiraan permintaan OPEC.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah pada awal perdagangan Jumat (11/7) sedikit membaik. Harga minyak mentah Brent naik 19 sen, atau 0,28 persen menjadi USD 68,83 per barel pada pukul 00.37 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 26 sen menjadi USD 66,83 per barel, naik 0,39 persen.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dalam Prospek Minyak Dunia 2025 yang diterbitkan pada Kamis, memangkas perkiraannya untuk permintaan minyak global pada tahun 2026 menjadi 2029 karena melambatnya permintaan dari China.
Permintaan global akan rata-rata 106,3 juta barel per hari (bph) pada tahun 2026, kata OPEC, turun dari 108 juta bph yang diharapkan dalam perkiraan tahun lalu.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis mengumumkan tarif sebesar 35 persen untuk barang-barang yang diimpor dari Kanada , dimulai pada tanggal 1 Agustus, dan berencana mengenakan tarif menyeluruh sebesar 15 persen atau 20 persen pada sebagian besar mitra dagang lainnya.
Sebelumnya pada hari itu, Trump mengancam tarif hukuman terhadap Brasil, ekonomi terbesar di Amerika Latin, dan memaparkan rencana bea masuk terhadap tembaga, semikonduktor, dan farmasi.
Uni Eropa diperkirakan akan mengusulkan batasan harga minyak Rusia yang mengambang dalam paket sanksi baru minggu ini, setelah jatuhnya harga minyak membuat batasan saat ini tidak relevan, menurut sumber diplomat Uni Eropa pada hari Kamis.