Harga minyak mentah mengalami penurunan penutupan pada penutupan perdagangan Rabu (4/9). Hal ini karena pasar memperkirakan OPEC+ akan meningkatkan target produksi pada bulan Oktober.
Dikutip dari Reuters, Kamis (4/9), harga minyak mentah Brent turun USD 1,6 atau 2,31 persen menjadi USD 67,54 per barel pada pukul 14.11 EDT (18.11 GMT). Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun USD 1,68 atau 2,56 persen menjadi USD 63,91 per barel.
Terkait rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi bulan depan, hal ini menjadi upaya untuk mendapatkan kembali pangsa pasar. Pada akhir pekan ini, OPEC+ memang akan melakukan pertemuan.
"Prospek kenaikan produksi OPEC+ makin menguat menjelang rapat. Padahal, sebelumnya pelaku pasar memperkirakan kelompok ini tetap pada rencana awal," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Sebelumnya, OPEC+ juga sudah sepakat menambah target produksi sekitar 2,2 juta barel per hari sepanjang April hingga September. Hal ini juga ditambah kuota kenaikan 300 ribu barel per hari khusus untuk Uni Emirat Arab.
"Jika produksi naik sesuai kuota baru, pasar akan berbalik ke surplus mulai September 2025 hingga 2026 dengan stok menumpuk kecuali ada pembatasan baru," kata Ole Hvalbye, analis SEB Bank
Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) terpantau turut mengalami penurunan. Berdasarkan situs Barchart, harga CPO untuk kontrak November 2025 turun 0,45 persen menjadi MYR 4.422 per ton.
Sementara itu harga batu bara terpantau naik. Berdasarkan situs Barchart, harga batu bara untuk kontrak Oktober 2025 naik 0,14 persen ke level USD 109,85 per ton.
Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) terpantau naik 0,47 persen ke posisi USD 15.304 per ton.
Harga timah berdasarkan situs London Metal Exchange (LME) terpantau turun 0,20 persen ke posisi USD 34.662 per ton.