Presiden sementara Suriah Ahmed al-Sharaa berjalan menyambut Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas (tidak dalam gambar) di Damaskus, Suriah, 18 April 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa, Selasa (26/8/2025), menyatakan penolakannya untuk menormalisasikan hubungan dengan Israel dengan bergabung dalam Perjanjian Abraham (Abraham Accords), sebagaimana yang sudah dilakukan beberapa negara Arab.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh majalah Arab Saudi Al-Majalla, ia menegaskan konflik dengan Israel sangat berbeda dengan yang dihadapi Suriah dengan negara-negara Arab lain.
Al-Sharaa mengatakan Suriah akan mengusahakan "nol masalah" terkait pendekatan dengan negara tetangga. Namun, pemulihan hubungan dengan Israel belum akan dilakukan saat ini.
"Perjanjian tersebut diteken dengan negara-negara yang tidak memiliki wilayah yang diduduki atau terlibat konflik langsung dengan Israel. Situasi Suriah berbeda karena Dataran Tinggi Golan masih diduduki Israel," kata Presiden Suriah.
Perjanjian Abraham yang didukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu mendorong normalisasi hubungan antara Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko pada 2020.
Menurut Al-Sharaa, prioritas Damaskus saat ini adalah untuk menegaskan implementasi perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang tercapai dengan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1974.
sumber : Antara