Dalam agenda Rapat Evaluasi Pengendalian Karhutla pada Kamis, 28 Agustus 2025, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumsel, Ansori, mengatakan sudah 325 kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sumsel per tanggal 1 Januari - 27 Agustus 2025.
Dalam 325 kejadian tersebut, diperkirakan luas lahan terbakar mencapai 1.416 Hektar.
Sekretaris BPBD Sumsel, Ansori, mengatakan, daerah rawan Karhutla yakni berada di Kabupaten Ogan Ilir.
"Paling banyak terjadi di Ogan Ilir dengan 100 kejadian Karhutla," kata dia.
Kemudian, ia juga mengatakan bahwa kejadian Karhutla Sumsel di tahun ini tidak sebesar tahun lalu karena kemarau basah yang tengah dihadapi Sumsel.
"Alhamdulillah tidak sebesar tahun kemarin karena kemarau kali ini adalah kemarau basah," ujarnya.
Namun, ia mengingatkan, walaupun keadaan kemarau yang masih disertai hujan, pihak yang berwenang dalam penanganan Karhurla diharapkan tetap siaga.
"Walaupun hujan turun, kita tetap bersiaga untuk mencegah Karhutla, terutama di gambut," pungkasnya.
Sementara itu, Koordinasi Bidang Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, Nanang, menyampaikan, saat ini cuaca yang ada di Sumsel cukup netral. Artinya dalam musim kemarau masih terjadi hujan.
"Saat ini kondisi cuaca di Sumsel, bisa dibilang netral sebab masih ada hujan di musim kemarau. Bisa dikatakan sekarang mengalami musim kemarau basah," ujarnya.
Lalu, prediksi di 6 hari terakhir, ia mengatakan bahwa curah hujan cukup merata hingga tanggal 25 Agustus lalu. Dilanjutkan, per tanggal 26 hingga 27 Agustus hujan sudah mulai berkurang.
"Sesuai dengan prediksi kami, memang di akhir Agustus hingga September nanti, hujannya akan berkurang sehingga menyebabkan keringnya permukaan lahan yang berpotensi mudahnya terbakar," katanya.