Gen Z dan Kota: Mencari Jati Diri di Tengah Tekanan Gaya Hidup Urban

1 month ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
//www.pexels.com/photo/women-in-cafe-240223/Photo by Tim Gouw from Pexels: https://www.pexels.com/photo/women-in-cafe-240223/
Gue capek jadi diri gue. Tapi gue juga gak tahu gue ini siapa.

Ungkapan seperti ini bukan hal asing di kalangan Gen Z yang hidup di kota-kota besar Indonesia.

Dalam dunia yang kian serba cepat, banyak anak muda yang merasa asing terhadap dirinya sendiri. Mereka bekerja, bersosialisasi, dan terus “berprogres”. Namun di balik semua itu, muncul pertanyaan eksistensial: Siapa aku sebenarnya? Apakah aku sedang menjalani hidupku sendiri, atau sekadar menunaikan ekspektasi sosial?

Dalam kerangka sosiologi modern, fenomena ini telah lama dikaji oleh Anthony Giddens (1991) melalui konsep reflexive self. Menurut Giddens, di era modernitas lanjut (late modernity), identitas bukan lagi sesuatu yang diwariskan atau bersifat tetap. Identitas menjadi sebuah proyek reflektif yang harus dibentuk dan dikurasi secara terus-menerus oleh individu.

“The self is seen as a reflexive project, for which the individual is responsible. We are, not what we are, but what we make of ourselves.” — Giddens, Modernity and Self-Identity (1991)

Artinya, setiap anak muda hari ini dipaksa untuk “menjadi seseorang” dalam dunia yang menawarkan terlalu banyak pilihan, tapi minim stabilitas.

Kota: Ruang Penuh Peluang, Tapi Juga Tekanan

Dalam studi sosiologi urban, kota seringkali dipandang sebagai arena mobilitas sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, kota juga menghadirkan tuntutan harus kompetitif, harus tampil, harus punya “nilai jual” pribadi. Lingkungan perkotaan yang cair (liquid) menyebabkan identitas sosial individu turut menjadi cair, tidak menetap, mudah bergeser, dan rawan kehilangan makna.

Seiring dengan berkurangnya keterikatan komunal (komunitas lokal, tradisi, dan adat), individu semakin berjarak dari sumber-sumber identitas tradisional. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Giddens (1991):

“Modernity breaks down the protective framework of the small community and of tradition, replacing them with much larger, impersonal organisations.” — Giddens, Modernity and Self-Identity (1991)

Kita tidak lagi tumbuh bersama sistem nilai kolektif yang kuat. Sebaliknya, kita berpindah-pindah tempat tinggal, bekerja kontrak, berinteraksi secara digital. Akibatnya, rasa keterhubungan (connectedness) terhadap lingkungan sekitar menjadi rapuh.

Gaya Hidup: Identitas Melalui Konsumsi?

Giddens juga mengingatkan bahwa dalam masyarakat modern, gaya hidup (lifestyle choices) menjadi penanda identitas utama. Dalam dunia Gen Z, ini tampak dari keputusan-keputusan kecil hingga besar: memilih pakaian, membeli gadget, tinggal di rumah susun atau apartemen, hingga memilih platform media sosial untuk menampilkan diri.

Namun, semua ini tidak netral. Butuh modal, entah itu ekonomi, sosial, maupun kultural. Maka tidak heran, tekanan untuk “menjadi versi terbaik dari diri sendiri” justru menimbulkan alienasi baru.

Refleksi: Apa Yang Bisa Dilakukan?

Di tengah tuntutan untuk selalu tampil “tahu diri”, “tahu tujuan”, dan “tahu arah”, wajar jika banyak anak muda justru merasa kehilangan arah.

Namun, penting untuk menyadari bahwa krisis ini bukan hanya bersifat personal, melainkan struktural dan sosial. Keresahan kita adalah bagian dari dinamika masyarakat modern yang bergerak cepat, tidak stabil, dan cenderung individualistis.

Menemukan diri dalam lanskap sosial hari ini bukan soal menemukan “jawaban final”, tapi justru soal menyadari bahwa pencarian itu sendiri sah untuk dijalani dan kita tidak sendirian.

Read Entire Article