REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mirabeth Sonia jadi salah satu di antara ratusan pemusik yang mengikuti sesi latihan gabungan Pagelaran Sabang Merauke - The Indonesian Broadway di Grand Ballroom - Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat akhir pekan lalu.
Meski sudah pernah terlibat dalam Pagelaran Sabang Merauke, Mirabet tetap antusias untuk penyelenggaraan tahun ini, yang disebutnya punya skala lebih besar.
Maribeth punya alasan tersendiri ketika memutuskan kembali terlibat di Pagelaran Sabang Merauke. Penyanyi-penulis lagu 33 tahun itu mengaku terus belajar hal baru setiap berproses di tiap tahunnya.
“Di sini, selain cara aku mengutarakan rasa cinta sama Indonesia, aku juga banyak belajar. Ada rasa puas. Setiap tahun dapat terus pembelajaran baru,” kata Maribeth, ditemui di sela sesi latihan.
Sebagaimana pagelaran ini menampilkan beragam kesenian dan nilai budaya Nusantara, Maribeth mengaku wawasannya sebagai seorang seniman pun semakin luas.
“Aku latar belakangnya suku Dayak, aku mungkin tahunya Dayak saja. Dari Pagelaran Sabang Merauke, aku jadi tahu budaya lain. Tahun lalu aku dapat pelajaran soal Minang, dan banyak banget budaya yang aku baru tahu dari Pagelaran Sabang Merauke,” tambahnya.
Lebih lanjut mengenai Pagelaran Sabang Merauke - The Indonesian Broadway yang tahun ini mengangkat tema Hikayat Nusantara, Maribeth meyakini pertunjukan ini layak ditonton oleh mereka yang sudah menonton maupun belum punya kesempatan di tahun-tahun sebelumnya.
“Dari sisi penonton, yang udah pernah nonton atau belum pun bisa lihat kalau set panggungnya tuh megah banget. Kostumnya lebih grande karena melibatkan Jember Fashion Carnaval dan Pesona Gondanglegi,” ujar Maribeth.
“Seniman yang terlibat juga lebih banyak dan lebih megah. Nantinya aku pasti gonta-ganti kostum. Sejauh ini aku udah fitting tiga kostum, dan belum tahu apakah akan tambah lagi atau enggak,” ujar dia.
Adapun, Pagelaran Sabang Merauke - The Indonesian Broadway dengan tema “Hikayat Nusantara” akan digelar di Indonesia Arena Senayan, Jakarta Pusat pada 23 dan 24 Agustus mendatang.
Sebanyak 31 lagu dan puluhan tarian dari hampir seluruh penjuru Nusantara akan ditampilkan untuk mewakili kekayaan budaya daerah, seperti “Padang Wulan” dari Jawa Tengah, “Bungong Jeumpa” dari Aceh, “Butet” dan “Rambadia” dari Sumatera Utara, hingga “Injit-Injit Semut” dari Jambi dan “Pak Pung Pak Mustafa” dari Riau.
Penonton juga akan diajak menikmati keindahan “Gending Sriwijaya” dari Sumatera Selatan, “Pang Lipang Dang” dari Lampung, “Kambanglah Bungo” dari Sumatera Barat, serta medley modern Remix Pulau Andalas Bersatu yang menyatukan semangat Sumatera.