Oleh : Syahnanto Noerdin*
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, dunia menyaksikan gelombang aksi solidaritas yang menggetarkan hati nurani kemanusiaan.
Dari kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta hingga jembatan ikonik Sydney Harbour Bridge, jutaan suara bersatu menyerukan keadilan bagi Palestina.
Fenomena ini bukan sekadar protes politik, melainkan manifestasi dari kesadaran kolektif global tentang pentingnya menegakkan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Momentum Bersejarah di Tanah Air
Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap perjuangan Palestina melalui aksi damai di Monas. Aksi yang diinisiasi oleh berbagai elemen masyarakat ini tidak hanya melibatkan massa dalam jumlah besar, tetapi juga mencerminkan solidaritas lintas agama dan budaya yang mengakar kuat dalam tradisi bangsa Indonesia.
Kehadiran berbagai tokoh lintas agama dalam aksi tersebut menjadi bukti bahwa isu Palestina bukan semata-mata persoalan agama, melainkan persoalan kemanusiaan fundamental. Ketika bendera raksasa Palestina sepanjang 20 meter dibentangkan di atas massa, simbolisme itu berbicara lebih keras daripada seribu kata; bahwa Indonesia tidak akan pernah diam menghadapi ketidakadilan.
Dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari ulama, aktivis, hingga masyarakat biasa, menunjukkan bahwa kepedulian terhadap Palestina telah menjadi bagian integral dari identitas kebangsaan Indonesia. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila, khususnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang mengajarkan kita untuk tidak mentolerir penindasan di manapun terjadi.
Resonansi Global: Sydney Harbour Bridge Sebagai Panggung Dunia
Sementara itu, di belahan dunia lain, aksi solidaritas Palestina di Sydney Harbour Bridge menciptakan preseden bersejarah. Meskipun awalnya menghadapi upaya pemblokiran dari pihak kepolisian New South Wales, keputusan Mahkamah Agung yang memberikan lampu hijau bagi aksi tersebut menjadi kemenangan bagi kebebasan berekspresi dan berpendapat.
Sekitar 300.000 demonstran yang memadati jembatan ikonik tersebut, bahkan dalam kondisi hujan deras, menunjukkan determinasi luar biasa dalam menyuarakan keadilan. "March for Humanity" - demikian aksi ini dinamakan - bukan hanya tentang Palestina, tetapi tentang seluruh nilai kemanusiaan yang sedang dipertaruhkan.
Signifikansi pemilihan Sydney Harbour Bridge sebagai lokasi aksi tidak bisa dianggap remeh. Jembatan yang menjadi ikon Australia ini, dalam sehari, berubah menjadi simbol solidaritas global. Ketika ribuan bendera Palestina berkibar di atas struktur yang biasanya menjadi destinasi wisata, pesan yang disampaikan menjangkau audiens global: tidak ada yang bisa menutup mata terhadap penderitaan yang berkepanjangan.