Direktur Utama PNM Arief Mulyadi (kanan) bersama Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, saat menerima penghargaan di ajang Financial Literacy Award 2025 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani (PNM) meraih dua penghargaan bergengsi dalam ajang Financial Literacy Award 2025 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ajang ini digelar bertepatan dengan Bulan Literasi Keuangan dan peringatan Hari Indonesia Menabung.
PNM dinobatkan sebagai Lembaga Keuangan Khusus dan Fintech dengan Program Literasi Keuangan Teraktif, serta PUJK dengan Pembentukan OJK Peduli Syariah Termasif.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyampaikan capaian ini bukan sekadar soal kuantitas program, melainkan efektivitasnya dalam menjangkau segmen masyarakat yang masih terbatas akses keuangan formal. “Dengan semangat #PNMuntukUMKM, program literasi kami mendukung masyarakat agar makin memahami layanan keuangan, termasuk berbasis syariah,” ujarnya.
Menurut Arief, langkah tersebut mendorong terciptanya ekosistem keuangan syariah yang lebih kuat sekaligus memberi ruang bagi masyarakat untuk memilih instrumen finansial sesuai kebutuhan dan keyakinan.
Keberhasilan ini juga selaras dengan arah kebijakan OJK yang tertuang dalam POJK No 3/2023 tentang Literasi dan Inklusi Keuangan serta POJK No 22/2023 tentang Perlindungan Konsumen. “Literasi keuangan adalah jembatan menuju kemandirian ekonomi. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat mampu mengelola ekonomi keluarga sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan nasional,” tutur Arief.
Ia menambahkan, penghargaan ganda ini memperkuat posisi PNM bukan hanya sebagai lembaga pembiayaan, tetapi juga agen pemberdayaan masyarakat. “Financial Literacy Award 2025 menjadi cermin bahwa literasi keuangan bukan sekadar program, melainkan strategi pembangunan bangsa,” pungkasnya.