REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Bupati Indramayu, Lucky Hakim mengaku sangat geram sekaligus prihatin dengan temuan adanya anak usia SMP yang tidak bisa membaca dan anak usia SMA yang tidak bisa perkalian dasar. Ia menilai, masalah tersebut bukan hanya di Kabupaten Indramayu, namun merupakan masalah nasional.
Adanya anak usia SMP yang tidak bisa membaca dan anak usia SMA yang tidak bisa perkalian dasar itu terungkap saat Satpol PP Kabupaten Indramayu merazia anak-anak yang bolos sekolah, beberapa waktu yang lalu. Video itupun viral di media sosial dan mendapat sorotan luas.
Lucky menilai, kejadian itu bukan hanya kasus yang terjadi di Kabupaten Indramayu. Dari hasil penelusurannya, kondisi itu juga terjadi di daerah lainnya.
“Dan masalahnya berat juga. Ketika anak seusia SLTA, hitung-hitungannya tidak lancar. Saya kemarin lihat wawancara Pak Gubernur dengan salah satu anak seusia SLTA, hitungan yang sangat simpel, itu pun nggak bisa,” ujar Lucky, saat ditemui di Gedung DPRD Indramayu, Jumat (22/8/2025).
“Ini ada masalah. Maka dari itu, saya secara personal dan sebagai kepala daerah, menyatakan bahwa saya berharap sekali ada revisi Undang-Undang tentang Pendidikan. Karena landasannya itu,” kata Lucky.
Lucky mengatakan, di media sosial banyak yang berkomentar saling menyalahkan terhadap kondisi tersebut. Tak hanya menyalahkan siswa, namun ada juga yang menyalahkan guru, orang tua, kepala daerah maupun kurikulum pendidikan.
Lucky menilai, Kurikulum Merdeka yang saat ini dijalankan, dibuat berdasarkan Undang-undang Pendidikan. Pasalnya, tidak mungkin kurikulum itu berani menantang Undang-undang Pendidikan.
“Jadi maksud saya ini masukan, khususnya dari Indramayu, atas nama pribadi dan atas nama pemerintah daerah, saya usulkan ada revisi Undang-undang Pendidikan,” tukas Lucky.
Lucky menambahkan, membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap anak. Pasalnya, membaca akan mendukung kemampuan anak tersebut dalam hal literasi maupun menulis.
“Nah ini PR, bukan (hanya) Indramayu. Ini PR bangsa, cuma ndilalah-nya kemarin yang up (muncul) di permukaan adalah Indramayu. Maka ketika saya diwawancara bagaimana tentang masalah yang terjadi di Indramayu? Ini terjadi di Indramayu, tapi ini bukan masalah Indramayu. Ini masalah nasional menurut saya,” ujar Lucky.
Lucky menambahkan, jika ingin menuju Indonesia Emas, masalah tersebut harus diperbaiki terlebih dulu. Apalagi, tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sejatinya adalah memajukan sejahtera umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Itu basic banget. Supaya sejahtera dan cerdas. Nah ini kita boro-boro cerdas, baca saja nggak bisa. Ini PR nasional menurut saya,” cetus Lucky.