Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mencatat hingga 5 Agustus 2025, Perum Bulog telah menyerap 61,4 ribu ton jagung produksi dalam negeri. Total stok jagung yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 72,1 ribu ton, terdiri dari Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebesar 72 ribu ton dan stok komersial 146 ton.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan, penyerapan jagung dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan hasil rapat koordinasi terbatas bersama Menko Pangan. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk jagung pipilan kering di tingkat petani dengan kadar air 18–20 persen ditetapkan Rp 5.500 per kilogram. Jika kadar air ditekan hingga 14 persen, harga naik Rp 900 menjadi Rp 6.400 per kilogram.
Ketentuan tersebut diatur dalam Keputusan Kepala NFA Nomor 216 Tahun 2025, sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2025 tentang Pengadaan dan Pengelolaan Jagung Dalam Negeri serta Penyaluran CJP. Bulog menargetkan penyerapan hingga 1 juta ton jagung tahun ini.
“Pada saat petani kita semangat menanam, harganya harus dijaga. Petani dan peternak tidak boleh susah. Bulog siap serap jagung sesuai target,” kata Arief.
Data Panel Harga Pangan NFA menunjukkan, rata-rata harga jagung pipilan kering di tingkat petani secara nasional per 6 Agustus mulai mendekati HPP Rp 5.500/kg. Sebulan sebelumnya, harga rata-rata berada di Rp 4.921/kg dan naik 4,43 persen menjadi Rp 5.139/kg.
NFA juga memanfaatkan momentum Jogja Benih Expo dengan menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama Bulog, ID FOOD, PT PPI, kelompok tani, koperasi, dan pelaku usaha pangan lainnya.
Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menekankan pentingnya benih unggul untuk mencapai swasembada pangan. Menurutnya, riset dan inovasi benih harus terus ditingkatkan, sistem distribusi dijaga integritasnya, dan kemandirian perbenihan nasional diperkuat.
Senada, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menilai benih unggul sebagai fondasi ketahanan pangan dan kedaulatan bangsa, terlebih di tengah krisis iklim dan fluktuasi pasar global. Teknologi pertanian, menurutnya, harus memperkuat kearifan lokal, bukan menggantikannya.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menegaskan komitmen daerahnya menjadi penghasil jagung melalui inovasi perbenihan. Ia berharap acara ini memperkuat jejaring petani, akademisi, pengusaha, dan pemerintah untuk membangun pertanian tangguh dan berkelanjutan. Pembukaan Jogja Benih Expo turut dihadiri pejabat Kementerian Pertanian, jajaran NFA, dan Direktur Utama TVRI Iman Brotoseno.