
Kementerian ESDM buka suara pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menginginkan bebas akses pasar Indonesia, termasuk untuk komoditas mineral.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebut keinginan pemerintah AS tersebut bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.
“Kalau free access selama ini kan kita memang open aja kan, untuk mineral loh ya kita open. Siapa yang mau beli dari kita silakan aja. Jadi yang nggak terlalu ini sih,” kata Tri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (16/7).
Menurut dia, asalkan keputusan ini mempertimbangkan beberapa aspek, termasuk ekonomi dan geopolitik. Tri juga menanggapi rencana Trump memberlakukan tarif impor tembaga dan olahan logam lainnya sebesar 50 persen, di luar dari tarif 19 persen yang dikenakan.
Menurut Tri, tembaga di Indonesia lebih banyak diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan AS. Sehingga pemerintah tidak perlu mengkhawatirkan perkara ini.
“Intinya begini, yang jelas kalau produknya dari tembaga kita kan utamanya dari PT Freeport, asosiasinya ke sana juga. Jadi saya pikir nggak terlalu mengkhawatirkan mudah-mudahan,” jelasnya.
Kemudian saat ditanya soal kesepakatan PT Pertamina (Persero) untuk importasi minyak, Tri mengaku belum mengetahui lebih lanjut dengan perusahaan mana dan berapa nilai kerja sama tersebut diteken.
“Belum (mengetahui nilai), belum (mengetahui perusahaan AS). Prinsipnya kan pokoknya keekonomian sama geologi, itu aja kan. Sepanjang itu menguntungkan kita,” tuturnya.