Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto saat peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Indonesia and India Economist HSBC Global Research, Pranjul Bhandari, menilai inisiatif pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) merupakan langkah baik karena membuka peluang usaha baru dan memperluas jangkauan sektor informal.
Menurutnya, penting bagi pasar berkembang seperti Indonesia untuk mencoba berbagai model dalam menjangkau bagian ekonomi yang tidak terlayani sektor formal, termasuk sektor informal yang selama ini kerap kesulitan mengakses pembiayaan.
“Jadi, pendekatan langsung ke tingkat desa adalah ide bagus,” kata Pranjul dalam media briefing secara daring di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Meski begitu, Pranjul mengingatkan keberhasilan koperasi di tingkat desa membutuhkan proses yang tidak instan. Dalam perjalanannya, dibutuhkan perbaikan secara berkelanjutan hingga koperasi benar-benar menghasilkan dampak positif bagi perekonomian.
“Saya kira tantangannya di sini adalah, begitu Anda memulai sesuatu, Anda akan berkembang dan belajar sambil berjalan. Setiap kali Anda mempelajari sesuatu, apa yang berhasil atau tidak berhasil, Anda melakukan perubahan dan melangkah maju,” ujarnya.
HSBC Global Research mencatat, mayoritas pekerja di Indonesia berada di sektor informal dengan persentase sebesar 60 persen. Sektor ini umumnya terkait dengan aktivitas pertanian dan usaha kecil, serta memiliki porsi konsumsi nasional sebesar 55 persen.
Sementara itu, pekerja formal mencakup sekitar 40 persen dari total tenaga kerja nasional dan memiliki porsi konsumsi sebesar 45 persen. Menurut HSBC Global Research, konsumsi pekerja informal mulai membaik sehingga menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid pada kuartal II 2025, di saat konsumsi pekerja formal melemah.
sumber : Antara