
Kinerja bank digital diprediksi masih kuat, meskipun digempur konflik global di tahun ini. pengamat perbankan sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, ruang untuk ekspansi kredit bagi perbankan digital pun masih terbuka.
"Saya melihat ini sinyal positif dari perbankan digital di Indonesia seiring dengan iklim bank digital yang meningkat cukup positif. Ekosistem bank digital, terutama yang ikut dalam platform digital lainnya, mempunyai kondisi yang positif," kata Nailul dalam keterangannya, Rabu (18/6).
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit perbankan mengalami kenaikan 9,16 persen menjadi Rp 7.908 triliun sepanjang kuartal I 2025. Nailul mengatakan, integrasi bisnis antara perbankan dan digital masih memiliki peluang yang besar untuk ekspansi di tahun ini.
"Model bisnis yang terintegrasi dengan bisnis digital mempunyai peluang berkembang karena perkembangan inovasi yang cukup baik," jelasnya.
Salah satu bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO), bahkan mendapat peringkat ‘A-(idn)’, dengan outlook stabil, dari lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings. Dalam keterangan perseroan, peringkat layak investasi (investment grade) ini mencerminkan keyakinan bahwa kinerja bank akan tetap kuat dalam jangka menengah, yang akan meningkatkan persepsi positif terhadap saham ARTO.

Adapun di kuartal I 2025, Bank Jago menyalurkan kredit sebesar Rp 20,3 triliun, meningkat 42 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 14,3 triliun.
Nailul melanjutkan, Bank Jago memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang sehat seiring dengan digitalisasi ekonomi Indonesia. Kombinasi teknologi, sinergi ekosistem, dan kehati-hatian dalam ekspansi kredit dinilai menjadi pendorong kinerja.
“Bank Jago bisa digunakan di platform lain, seperti Bibit, Stockbit, dan GoPay. Inovasi ini bisa mempermudah masyarakat memiliki akses ke perbankan dengan ekosistem digital," jelasnya.
Sementara Investment Analyst Edvisor Provina Visindo , Indy Naila,menambahkan bahwa pengakuan dari lembaga sekelas Fitch memberi sinyal positif bagi pasar terutama bagi investor yang selama ini mencermati perkembangan bank digital di Indonesia.
“Ada kepercayaan akan prospek bisnis dari ARTO terutama juga karena berdasarkan laporan keuangan terakhir menunjukkan perbaikan dari rasio-rasio growth, lalu juga CAR bank jago masih tinggi namun tetap memantau secara kredit atau NPL jadi rating ini bisa menjadi sentimen positif untuk pasar," terangnya.
Di kuartal I 2025, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross Bank Jago sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp 32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,5 triliun.
Sementara Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp22 miliar.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.