POLISI menembakkan gas air mata ke berbagai arah ketika menghalau massa unjuk rasa melengserkan Bupati Pati Sudewo pada Rabu, 13 Agustus 2025. Demonstrasi itu berujung ricuh menyebabkan puluhan korban dirawat di rumah sakit.
Tembakkan gas air mata mengarah ke Masjid Agung Baitunnur yang berada di sebelah barat Alun-Alun Pati. Sejumlah massa berada di masjid tersebut setelah bergerak dari pusat demonstrasi di depan Kantor Bupati Pati.
Jalan Jenderal Sudirman di sisi utara Masjid Baitunnur juga jadi sasaran tembakan gas air mata. Sementara sejumlah ambulans terparkir di ruas jalan tersebut. Petugas kesehatan kemudian membawa ambulans menjauh ke arah barat.
Peserta aksi yang berada di masjid dan Jalan Jenderal Sudirman juga berlarian menghindari kepulan asap gas air mata. Kondisi serupa juga terjadi di jalan-jalan akses menuju Alun-Alun Pati.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Artanto menyebut penggunan gas air mata telah sesuai prosedur. "Tentunya protap SOP yang dilakukan oleh pihak kepolisian sudah sesuai," ucap dia.
Hingga Kamis malam, ada lima warga korban kericuhan yang masih dirawat di Rumah Sakit Soewondo. Mereka mengalami sesak nafas akibat tembakan gas air mata.
Bupati Pati Sudewo sebelumnya membuat kebijakan kontroversial menaikkan PBB-P2 sebesar 250 persen. Kenaikan tarif diklaim bertujuan untuk meningkatkan pendapatan Kabupaten Pati.
Namun, warga Pati menolak keputusan itu karena dianggap memberatkan masyarakat di tengah himpitan ekonomi saat ini. Sudewo sempat berkukuh tidak akan mencabut keputusannya menaikkan tarif PBB itu. Ia bahkan terkesan menantang masyarakat yang menolak kebijakannya itu dengan mengatakan jika massa yang dikerahkan 50 ribu pun akan dihadapinya.