PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mendapat alokasi kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 220.000 unit untuk disalurkan. Dari jumlah tersebut, penyaluran rumah subsidi ini sudah mencapai 114.000 unit.
Sebelumnya, pemerintah memang sudah meningkatkan kuota FLPP dari 220.000 unit sebelumnya menjadi 350.000 unit untuk tahun 2025.
“Alhamdulillah juga sampai posisi kemarin kami sudah menyalurkan sebanyak 114.000 unit. Dan tentu pada saat ini ada perubahan yang perlu kita dorong bersama-sama, bagaimana seluruh rakyat ini, seluruh pegawai, seluruh pekerja itu bisa memiliki rumah,” kata Direktur Consumer Banking BTN, Hirwandi Gafar, dalam acara penyerahan 5.000 kuota FLPP untuk pegawai InJourney Group di kantor InJourney, Jakarta Pusat pada Kamis (14/8).
Hirwandi juga menyebut pentingnya kepemilikan rumah untuk para pekerja. Menurutnya, hal ini bisa berdampak baik kepada perkembangan diri seorang pekerja.
“Jadi kalau pegawai tidak punya rumah, maka produktivitas dirinya juga tidak akan berkembang,” ujarnya.
Ia juga mencatat BTN sudah mulai menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejak tahun 1976. Dari tahun tersebut, jumlah KPR yang sudah disalurkan BTN mencapai lebih dari 5,6 juta.
Dari 350.000 unit kuota FLPP pada tahun ini, sebelumnya berbagai bank yang tergolong sebagai himpunan bank milik negara (Himbara) selain BTN juga sudah melakukan penambahan kuota.
Pertama, ada PT Bank Mandiri (Persero) dengan 25.000 unit di tahun 2025, angka ini meningkat dari kuota tahun sebelumnya yang ada pada angka 7.000 unit. Selanjutnya ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI yang juga meningkatkan kuota menjadi 25.000 unit pada tahun ini dari sebelumnya 10.750 unit.
Ketiga, ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang juga mengalokasikan kuota FLPP sebanyak 25.000 unit pada tahun ini. Angka ini meningkat sebesar 7.300 unit dari kuota sebelumnya yang berjumlah 17.700 unit.