
Terik matahari menyengat di sepanjang jalan menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, deretan truk-truk besar dan mobil pribadi terjebak macet horor. Rapat nyaris tanpa celah, tak ada yang bergerak.
Hingga Kamis (24/7) siang, antrean kendaraan mengular sekitar 30 kilometer, dari Pelabuhan Ketapang menjalar jauh ke arah utara hingga Hutan Baluran, Situbondo. Jalan yang biasanya jadi andalan pengiriman logistik ke Bali itu kini jadi "tempat parkir" dadakan ratusan kendaraan.
Akhirnya, sopir-sopir memilih bertahan di balik kemudi, keluar hanya untuk sekadar meluruskan kaki atau mencari udara segar. Tak jarang mereka sampai tertidur di kabin truk, berharap antrean kendaraan itu segera terurai.
Sudah dua hari dua malam, Durahman, sopir truk pengangkut semen asal Probolinggo, terjebak di tengah antrean panjang menuju pelabuhan penyeberangan ke Bali.

“Biasanya kalau kirim semen ke Bali, sehari langsung nyebrang. Sekarang sudah 2 hari 2 malam belum gerak juga,” keluh Durahman saat ditemui di pinggir jalan kawasan Dermaga LCM, Pelabuhan Ketapang.
Sambil menyandarkan tubuh di pintu truk. Ia mengatakan, ini adalah kemacetan terparah yang pernah ia alami selama rutin mengirim muatan ke Bali.
“Kalau hari besar kayak Nyepi atau Lebaran, ya paling macet satu hari satu malam. Tapi ini, dua hari lebih,” ungkapnya yang terlihat letih menunggu macet selesai.

Hal senada juga dirasakan Yudi, sopir asal Surabaya. Ia mulai terjebak sejak Rabu (23/7) malam, tak jauh dari kawasan Hutan Baluran.
“Saya mulai berhenti di Alas Baluran dari jam sebelas malam, dan ini sudah masuk hari kedua. Belum kelihatan juga antrean ini kapan selesai,” tuturnya.
Yudi mengatakan, biasanya ia bisa menyelesaikan perjalanan pulang-pergi Surabaya-Bali dalam waktu 3 hari. Tapi karena macet ini, kemungkinan bisa molor lebih dari 5 hari.
“Selama saya jadi sopir delapan tahun, ini macet paling parah,” tegasnya dengan mata yang terlihat sayu.
Tak hanya waktu dan tenaga yang terkuras, para sopir juga harus merogoh kantong lebih dalam karena macet. Biaya makan bertambah, sementara ritme pengiriman terganggu.
Dari video yang tersebar di media sosial, terlihat para sopir mendapat buah tangan minuman maupun makanan dari warga di sekitar lokasi macet.
Kemacetan ini dipicu berkurangnya jumlah kapal penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk. Kapal di Dermaga LCM, yang biasanya mengangkut truk dan tronton, hanya beroperasi 6 dari total 9 unit.
Penutupan jalur Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi-Jember juga memaksa kendaraan dari dan menuju timur Jawa melewati jalur Pantura via Situbondo. Arus kendaraan akhirnya bertemu di titik kemacetan sekitar Banyuwangi-Situbondo.