
Di balik setiap brand besar, selalu ada cerita yang memulai keberhasilan. Bagi UNERD, cerita itu dimulai di sudut kota Pasuruan, Jawa Timur.
UNERD lahir dari keresahan melihat banyak anak muda yang lebih memilih produk sepatu luar negeri agar bisa tampil keren. Di sisi lain, founder UNERD, Yoseph Putera Soesanto, juga melihat masih minimnya brand sepatu lokal yang berkualitas sekaligus memiliki identitas yang kuat.
Berangkat dari situ, Yoseph menghadirkan UNERD sebagai brand sepatu lokal yang berkualitas, stylish, namun juga ramah di kantong masyarakat. Ya, brand yang menonjolkan gaya streetwear yang edgy ini rata-rata menjual produknya dengan harga mulai Rp 300 ribuan saja.
Namun brand ini tidak serta-merta langsung tumbuh besar dan dikenal. Saat awal produksi dimulai pada 2020 lalu, seluruh produk UNERD dikerjakan secara manual dengan tim yang kecil, mulai dari desain, produksi, hingga pengemasan dan pengiriman. Promosi pun mengandalkan media sosial dan komunitas lokal.
Lambat laun, UNERD mendapat respons pasar yang cukup baik di masyarakat muda. Menghadirkan produk yang “relate” dengan lifestyle urban, berani bermain dengan warna serta tekstur yang membuat desainnya makin unik, serta tentunya harga terjangkau, memang menjadi daya tarik brand ini. Bahkan, sepatu buatan ini kerap direkomendasikan influencer sebagai salah satu brand sepatu lokal terbaik.
Meski begitu, UNERD tak lantas lepas dari tantangan. Seiring pertumbuhan bisnisnya, Yoseph mengaku juga harus menghadapi berbagai tantangan operasional. Bahkan timnya pernah kewalahan ketika harus menghadapi pesanan yang membeludak saat musim promo.
Hal tersebut seakan menjadi “alarm” bagi UNERD untuk mulai bertransformasi. Sebab untuk berkembang, dibutuhkan lebih dari sekadar produk bagus, namun juga sistem yang cerdas dan adaptif. Di sinilah UNERD memutuskan untuk memanfaatkan integrasi Tokopedia dan TikTok Shop Seller Center.
Transformasi Digital dan Integrasi Seller Center Jadi Kunci
Dalam mengembangkan bisnis di platform digital seperti Tokopedia dan TikTok Shop, tantangan terbesar UNERD adalah melakukan manajemen stok dari dua platform sekaligus. Sebelumnya, tim UNERD harus berpindah-pindah platform untuk memantau stok, pesanan, dan performa penjualan.
Sebagai seller, Yoseph pun merasa diuntungkan dengan adanya integrasi layanan Seller Center Tokopedia dan TikTok Shop. Sebab, manajemen stok semakin mudah karena bisa dilakukan secara otomatis di satu dashboard.
Timnya kini bisa mengelola pesanan dan stok secara terpusat antara TikTok Shop dan Tokopedia, tanpa harus meng-input secara manual di dua seller center yang berbeda. Selain menghemat waktu operasional, Ia pun bisa memantau performa penjualan dari dua platform sekaligus secara lebih akurat.
“Setelah integrasi, rutinitas operasional toko menjadi jauh lebih efisien. Kami tidak perlu lagi berpindah-pindah platform untuk memantau stok, pesanan, dan performa penjualan. Semuanya bisa kami pantau dari satu dashboard,” ujar Yoseph.
Yoseph mengungkapkan, UNERD sempat mengalami tantangan over-sell karena stok produk di TikTok Shop dan Tokopedia tidak terhubung secara real-time. Akibatnya, beberapa pesanan terpaksa dibatalkan, yang berdampak pada menurunnya pengalaman pelanggan.
Setelah melakukan integrasi sistem, UNERD merasakan dampak positif yang signifikan, terutama pada peningkatan customer experience karena proses pengiriman yang lebih cepat dan akurat.
“Dulu kami harus export-import stok secara manual antar platform setiap harinya, yang mana rawan sekali adanya human error. Namun sejak integrasi, stok kami jauh lebih stabil dan minim error, jadi customer experience juga meningkat,” jelas Yoseph.
“Ini bukan hanya menghemat waktu, tapi juga membantu tim gudang dan CS kami bekerja lebih rapi dan responsif,” tambahnya. Bahkan integrasi ini juga berdampak positif pada peningkatan transaksi di UNERD hingga 30 persen dibandingkan sebelum integrasi.
Proses integrasi pun tergolong mudah tanpa verifikasi yang berbelit. Apalagi ada Account Manager yang akan membantu para seller menyelesaikan proses integrasi hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar integrasi Tokopedia dan TikTok Shop Seller Center
“Tantangannya hanya saat kami mempelajari cara upload produk di seller center yang baru. Namun setelah mendapatkan panduan kami berhasil mengoperasikannya,” terang Yoseph.
Tidak hanya dimudahkan dalam proses manajerial, integrasi ini juga menguntungkan dari segi promosi. Ya, UNERD kerap berkolaborasi dengan para affiliator untuk menjangkau banyak pembeli baru.
Untungnya melalui dashboard seller center, UNERD dapat terhubung langsung dengan kreator yang relevan. Fitur pencarian di Seller Center juga memungkinkan seller memilih kreator berdasarkan kategori, performa, dan engagement yang sesuai dengan target audience.
“Karena jangkauan TikTok dan TikTok Shop yang luas dan kuat dalam merekomendasikan produk, kami bisa menjangkau banyak pembeli baru yang sebelumnya belum pernah berbelanja di toko kami atau bahkan belum tahu brand UNERD,” pungkas UNERD.
Nah, kisah inspiratif UNERD ini membuktikan bahwa brand lokal dari kota kecil pun bisa tumbuh dan bersaing di tingkat nasional. Dengan dukungan teknologi yang tepat, UNERD kini berhasil memperluas jangkauan pasar sekaligus menjaga loyalitas pelanggan setianya.