Pasar Burung Barito di Kebayoran, Jakarta Selatan, akan mulai dikosongkan hari ini, Minggu (3/7). Mereka diminta Gubernur Jakarta, Pramono Anung untuk pindah demi menyukseskan penggabungan 3 taman, yakni Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuseur.
Namun, para pedagang di 137 toko di sana masih ogah untuk pindah. Di lokasi, tampak para pedagang masih beraktivitas seperti biasa. Sejak pagi, mereka menyiapkan tokonya untuk melayani pelanggan.
Banyak alasan yang mendasari penolakan mereka untuk direlokasi. Mulai dari belum adanya kejelasan lokasi baru untuk mereka, sampai pertanyaan mengapa mereka perlu dipindahkan demi penggabungan taman.
Ketua Paguyuban Pasar Barito sekaligus pedagang burung di sana, Karno, menyebut bahwa para pedagang sudah sepakat untuk dipindahkan ke tempat baru di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Namun, lokasi baru itu belum terbangun apa-apa, masih berbentuk tanah kosong.
“Lenteng Agung belum dibangun. Maunya pedagang nih, kalau memang di sana sudah dibangun, rapi, sesuai, ya ini lah, taruh lah begini, gitu ya. Udah kita pindah sama-sama,” ucap dia saat ditemui kumparan, Minggu (3/8).
“Itu aja, keinginan pedagang cuma itu aja. Dari kemarin, bahasanya. Cuma kan pemerintahnya sendiri berbelit-belit. Belum jelas, gitu. Belum jelas kapan, kapan selesainya, kapan. Cuma dia punya perkiraan 3-6 bulannya. Cuma ya nggak jelas kapan dibangun. Ini perkiraan doang,” tambah dia.
Mereka pun tak mau bila harus mengosongkan lapaknya sekarang karena lokasi baru belum siap untuk digunakan.
“Ini yang jadi masalah, kasihan. Kalau sekarang nih, kan mereka maunya tanggal ini kosong nih. Terus kita ini mau ke mana?” ucap Karno.
Selain alasan itu, Karno menilai keputusan relokasi ini terlalu cepat diambil. Mereka baru dikabarkan soal relokasi pada bulan Juli lalu. Sementara, baru sebulan sejak pemberitahuan, mereka sudah diminta untuk pindah.
“Maksud saya sih kalau memang pemerintah ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau ada hal-hal apa ya, kita rembuk aja lah sama kita. Gimana nih, ini ada rencana begini-begini, gitu aja,” ucap Karno.
Karno menilai, keberadaan pasar di sepanjang Jalan Barito I ini sebetulnya tidak mengganggu taman bila memang mau digabungkan. Malah, pasar ini bisa menjadi daya tarik tersendiri.
“Kalau toh memang mau dibuat taman, tamannya dipercantik, yaudah. Kita yang buat, dipercantik. Supaya cantik gimana nih pasar kita?“ ucap Karno.
“Kalau memang mau jalan akses ke belakang sana, udah kasih pintu nih. Pintu ke sana masuk. Nah, terus ada lagi pintu sana. Jadi ini kan ada pintu. Kan enak. Nanti orang jalan-jalan ke taman, dia lihat-lihat burung, beli makanan goceng. Terus, yang mau makan ya ada kulinernya. Mau beli buah ya ada buahnya. Kan begitu,” tambahnya.
Kata Karno, bila memang akan dibuat seperti itu, maka semua pedagang setuju.