Dokter Spesialis Anak dan Expert kumparanMOM, dr. Reza Abdussalam, Sp.A, mengatakan, kejang demam adalah kejang yang terjadi saat suhu tubuh naik melebihi 38 derajat celsius. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.
"Ciri khasnya adalah adanya demam sebelum ada kejang dan saat kejang anak masih demam. Dan setelah dia kejang anak akan sadar kembali," kata dr. Reza kepada kumparanMOM, Senin (28/7)
Apa Penyebab Kejang Demam pada Anak?
Penyebab kejang demam adalah demam yang muncul mendadak. Umumnya, disebabkan adanya infeksi virus atau bakteri yang terjadi di luar dari otak, misalnya, infeksi saluran napas atas.
Sebagian besar kejang demam merupakan kejang yang bersifat umum. Saat anak-anak mengalami hal ini, biasanya mereka kejang hingga bola mata membalik ke atas, kedua tangan kaku atau meronta-ronta. Ya Moms, saat kejang, anak tidak sadar dan tidak dapat memberi respons.
"Umumnya kejang demam akan berdiri sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit. Pemberian penurun panas seperti parasetamol bermanfaat untuk menurunkan demam sehingga mengurangi risiko terjadinya kejang berulang," ucap dr. Reza.
Apa yang Perlu Dilakukan Orang Tua saat Anak Kejang Demam?
Beberapa hal ini bisa dilakukan saat anak mengalami kejang demam:
-Tempatkan anak di area yang aman dan jauh dari benda-benda yang bisa melukai.
-Baringkan anak dalam posisi miring untuk mencegah tersedak.
-Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut anak, termasuk jari atau sendok.
-Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa.
-Ukur suhu tubuh anak dan catat durasi kejang berlangsung.
Di sisi lain, umumnya kejang pada anak akan berhenti sendiri. Apabila sudah mereda, segera bawa anak ke rumah sakit.
"Apabila sudah pernah ada riwayat kejang sebelumnya, maka dokter akan membekali orang tua dengan obat kejang melalui dubur," imbuh dr. Reza.