Sejarah baru terukir dalam kancah musik jazz Indonesia. Grup musik Kevin Yosua Trio menjadi penampil pertama dari Asia yang mengguncang panggung salah satu festival jazz bergengsi di dunia, Festival da Jazz di St. Moritz, Swiss, pada 18 Juli 2025.
Trio yang digawangi oleh Kevin Yosua (bass), Hansen Arief (drum), dan Rio Manuel (piano) ini berangkat ke Swiss pada 13 Juli 2025. Sebelum tampil di panggung utama, mereka lebih dulu mengikuti jazz camp intensif bersama para musisi jazz legendaris dunia.
Bagi para personel, pengalaman ini terasa berkesan. Bisa belajar langsung dari idola yang selama ini hanya bisa mereka dengarkan lewat karya, menjadi sebuah kebahagiaan yang tak terkira. Kevin Yosua tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
"Saya pribadi senang banget. Enggak sangka kita bisa main di sana. Yang bikin senang lagi, kita ada intensif masterclass sama orang-orang yang kita kagumi, ternyata kita bisa satu kelas bareng dan jadi mentor kita," kata Kevin dalam wawancara via telepon, belum lama ini.
Perasaan serupa juga dialami oleh sang drummer, Hansen Arief. Ia berkesempatan dimentori langsung oleh salah satu drummer jazz legendaris, Gregory Hutchinson, yang menjadi panutannya sejak lama. Baginya, belajar langsung dari sang maestro adalah pengalaman yang tak ternilai.
"Mentor drum itu salah satu favorit saya dari dulu. Saya dengarkan terus rekamannya. Dia salah satu legenda jazz juga, sih. Bertemu dia benar-benar berbeda, belajar sama OG-nya nih begini," ungkap Hansen.
Puncak dari perjalanan mereka adalah penampilan pada Jumat malam, 18 Juli 2025. Selama kurang lebih 45 menit, Kevin Yosua Trio menyajikan repertoar yang memukau penonton. Respons yang mereka terima melampaui ekspektasi.
"Puji Tuhan penontonnya antusias banget, kita dapat standing ovation dan diminta 1 lagu encore," ujar Hansen.
Momen permintaan encore itu terjadi secara spontan. Mereka awalnya merampungkan enam lagu, yaitu I Should Care, Nite Mist Blues, Time After Time, All Too Soon, Feelings, dan Yours is My Heart Alone. Penonton pun berdiri memberikan tepuk tangan panjang.
Kevin menuturkan, pembawa acara sampai harus bertanya apakah mereka masih memiliki lagu untuk dimainkan.
"Host tanya 'Lo masih punya lagu enggak? Ya sudah bawakan saja.' Sebenarnya ada beberapa pilihan. Tapi kayaknya mood-nya My Romance (Richard Rodgers) enak nih, jazz standard juga kan, jadi lebih engaged ke mereka juga," jelas Kevin.
Di balik euforia tersebut, para personel merasakan perbedaan mendasar, antara penampilan di luar negeri dan di Indonesia, terutama dalam hal apresiasi.
Menurut Kevin, audiens di Eropa yang telah lama terpapar jazz memiliki cara yang berbeda dalam menghargai musik dan musisinya.