
Presiden Prabowo Subianto menargetkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi 82,9 juta anak sekolah dan ibu hamil. Program ini bertujuan untuk memberikan makanan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) kepada ibu hamil dan menyusui, serta balita, untuk mencegah stunting dan malnutrisi.
Penerima manfaat MBG akan dilakukan bertahap. Hingga akhir Juni sudah ada 5.582.470 penerima manfaat MBG.
Prabowo mengatakan program yang sangat besar ini didanai dari uang rakyat sehingga harus dikelola secara benar.
“Insyaallah rencana kita akhir tahun ini semua anak-anak Indonesia dan semua ibu hamil akan mendapat makan tiap hari. Ini adalah nanti jumlahnya 82,9 juta penerimaan manfaat. Salah satu program terbesar di dunia,” kata Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/3).
Cerita Ibu Hamil Penerima MBG
Sejumlah ibu hamil dan menyusui di wilayah Karawang, Jawa Barat, menerima bantuan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.
Bantuan ini diberikan untuk menjaga kesehatan ibu dan calon bayi sekaligus demi menekan angka stunting sejak dini.
Rina Januarika (38 tahun) salah satu ibu hamil di Desa Sukaluyu, Telukjambe Timur, Karawang, mengatakan sudah merasakan manfaat program MBG sejak dua bulan lalu. Dia biasa menerima paket MBG di Posyandu setempat.
"Menunya ada roti tawar, susu UHT, selai kacang atau sereal sama buah salak dan kurma," kata Rina ditemui kumparan di rumahnya, Kamis (10/7).

Kehadiran program MBG ini, menurutnya, cukup membantu. Terlebih komposisi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
"Terbantu juga ya, soalnya kan sesuai sama kebutuhan gizi kita. Susunya juga kebetulan sama kayak yang aku minum sehari-hari," ujar Rina.
Terbantu secara finansial
Senada dengan Rina, ibu hamil lainnya, Sinta Novianti (29), mengaku cukup terbantu secara finansial dengan hadirnya program MBG, mengingat program ini berbarengan dengan kehamilannya yang ketiga.
"Kebantu sih secara finansial, soalnya kan nggak perlu lagi mikirin beli susu bumil. Sekarang udah disediain," ucapnya.
Keuntungan lainnya, distribusi MBG untuk ibu hamil di wilayahnya juga tidak terpusat di posyandu kantor desa. Distribusi dibagi ke beberapa titik agar lebih terjangkau oleh ibu hamil dan menyusui.
"Kita ngambil nggak ke posyandu, soalnya kan kejauhan. Kayak di sini makanan di-drop di warung biar kita nggak repot ambilnya," timpal ibu hamil lainnya, Desi Ratnasari (29).

Dia mengaku, sejak libur sekolah beberapa pekan lalu, skema distribusi MBG diubah, dari yang biasanya setiap hari harus diambil kali ini dirapel seminggu sekali.
"Enakan gini dirapel, makanannya juga kan bukan makanan basah, enggak akan basi, nggak repot juga kalau tiap hari kudu diambil, eungap," kelakar Desi.
Ingin menu bervariatif
Sementara salah seorang ibu menyusui, Intan Ali (30) menyebut juga menerima program MBG sejak masa kandungan dua bulan lalu.
Hanya saja, ia menginginkan menu untuk ibu menyusui dibedakan dengan ibu hamil, mengingat kebutuhan asupan gizinya pun sedikit berbeda.

"Soalnya kalau masa kehamilan kan fokus gizinya untuk pertumbuhan janin, sedangkan ibu menyusui fokusnya buat produksi ASI dan pemulihan ibu. Makanya saya harap sih agak dibedakan menunya, biar nggak sama semua," pinta Intan.
Selain itu, sebagai kader posyandu dia berharap kualitas dapur mitra MBG lebih ditingkatkan lagi, baik dari sisi penyajian maupun pemilihan menunya.
"Masukannya menunya aja paling ya, yang awet jangan yang basah. Pemilihan katering lebih dimaksimalkan," ucapnya.