Jakarta (ANTARA) - Menghadapi tantangan ekonomi dan gaya hidup yang terus berubah, generasi muda perlu memiliki kemampuan mengelola keuangan sejak dini. Kebiasaan ini membantu memahami nilai uang, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta merencanakan masa depan dengan bijak.
Berikut beberapa strategi praktis untuk menumbuhkan kebiasaan finansial yang sehat. Dengan langkah sederhana dan konsisten, tabungan dapat terbentuk dan kestabilan keuangan di masa depan lebih terjaga.
9 cara cerdas mengatur uang sejak dini
1. Pahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan
Langkah awal pengelolaan keuangan adalah memahami apa yang benar-benar dibutuhkan dan apa yang hanya keinginan. Misalnya, kebutuhan seperti makan sehari-hari berbeda dengan nongkrong di kafe mahal. Pemahaman ini mencegah kebiasaan konsumtif serta membantu menjaga stabilitas keuangan.
2. “Pay Yourself First”: Mulai menabung sejak uang masuk
Alih-alih menabung dari sisa uang, “pay yourself first” menekankan menyisihkan tabungan di awal setiap kali menerima uang baik itu gaji atau uang jajan. Contohnya, sisihkan minimal 10–20 persen untuk tabungan terlebih dahulu.
3. Gunakan aplikasi atau rekening khusus
Memisahkan uang dalam rekening atau dompet terpisah membantu menjaga uang tabungan agar tidak tercampur dengan pengeluaran sehari-hari. Platform seperti aplikasi keuangan atau fitur khusus bank mempermudah pengawasan pos pengeluaran.
4. Buat tujuan keuangan jangka pendek dan panjang
Menabung terasa lebih bermakna jika memiliki tujuan yang jelas misalnya membeli gadget, liburan, membeli rumah, hingga dana pendidikan. Tujuan yang spesifik dapat meningkatkan motivasi dan disiplin dalam menabung.
5. Susun anggaran berdasarkan prinsip 50/30/20
Alokasikan 50 persen penghasilan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi. Pola ini sudah banyak diadopsi generasi milenial dan Gen Z dalam mengatur keuangannya.
6. Siapkan dana darurat
Memiliki tabungan cadangan sebesar 3–6 bulan pengeluaran sangat penting untuk menghadapi kondisi tak terduga seperti kehilangan penghasilan atau kebutuhan mendesak lainnya.
7. Hindari utang konsumtif
Utang hanya boleh digunakan untuk hal produktif seperti pendidikan atau usaha. Hindari utang konsumtif seperti kartu kredit atau paylater untuk barang konsumsi yang tidak penting agar tidak memperberat beban finansial di masa depan.
8. Manfaatkan literasi keuangan dan teknologi
Mengikuti edukasi finansial melalui buku, seminar, podcast dan memakai aplikasi manajemen keuangan seperti Money Lover atau Finansialku dapat memperkuat kemampuan mengelola keuangan secara efektif.
9. Mulai investasi sejak dini
Investasi seperti reksa dana, emas digital, atau saham blue-chip memungkinkan uang bekerja lebih maksimal melalui efek tumbuh (compound interest). Mulailah dengan nominal kecil namun rutin, agar aset berkembang dalam jangka panjang.
Dengan demikian, mengelola uang sejak dini bukan sekadar menabung, melainkan menyusun strategi finansial yang mencakup pembuatan anggaran, pemisahan rekening, penetapan tujuan, pembangunan dana darurat, hingga investasi. Langkah ini membantu membentuk kebiasaan yang terarah dalam mengatur keuangan pribadi.
Ketika dijalankan dengan disiplin dan konsisten, strategi tersebut akan membuka peluang masa depan yang lebih stabil. Selain itu, kebiasaan ini juga dapat melindungi dari risiko beban utang serta memberikan rasa aman dalam menghadapi kebutuhan tak terduga.
Baca juga: Cara "simpan" uang dan investasi selain menabung di bank
Baca juga: Tips menabung dengan efisien untuk mencapai "Financial Freedom"
Baca juga: 10 tips menabung untuk menikah dengan efektif dan terencana
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.