REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem meski sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. BMKG mencatat, dalam tiga hari terakhir, hujan lebat hingga ekstrem terjadi di Maluku, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, dan Jabodetabek.
Curah hujan di Maluku mencapai 205,3 milimeter per hari (mm/hari), Kalimantan Barat 89,5 mm/hari, Jawa Tengah 83 mm/hari, dan Jabodetabek 121,8 mm/hari. Dalam prospek cuaca periode 5–11 Agustus 2025 yang dirilis Selasa (4/8/2025), BMKG menyatakan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang kompleks.
Salah satunya adalah pengaruh Bibit Siklon Tropis 90S yang terbentuk di Samudra Hindia barat daya Bengkulu. Bibit siklon tersebut menciptakan daerah perlambatan angin (konvergensi) di sepanjang Pulau Jawa dan pesisir barat Sumatra, yang memicu pertumbuhan awan hujan.
BMKG menyebutkan, sejumlah faktor turut memperkuat pembentukan awan hujan, mulai dari suhu muka laut yang hangat, kondisi atmosfer yang labil, hingga aktifnya fenomena global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low-Frequency.
Kombinasi faktor-faktor tersebut menyebabkan peningkatan curah hujan, terutama di Indonesia bagian tengah hingga timur. BMKG memprediksi hujan sedang hingga lebat dapat terjadi di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Beberapa wilayah yang masuk kategori siaga hujan lebat antara lain Maluku Utara, Maluku, Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan. Angin kencang juga diperkirakan melanda Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Selain hujan deras, Bibit Siklon Tropis 90S juga diprakirakan memicu gelombang laut tinggi antara 2,5–4 meter di perairan Samudra Hindia barat Bengkulu hingga NTT. Bibit ini masih terpantau aktif dengan kecepatan angin maksimum 25–30 knot dan tekanan udara minimum 1005 hPa.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di musim kemarau ini. Masyarakat disarankan memantau informasi cuaca secara berkala, menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah banjir, serta mempersiapkan diri menghadapi perubahan cuaca yang cepat.
Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas luar ruangan saat hujan disertai petir dan angin kencang, menjauhi pohon atau bangunan rapuh, serta menjaga kondisi tubuh di tengah suhu terik. Di sisi lain, potensi kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan juga tetap harus diantisipasi.