Andika yang merupakan siswa kelas 11 di SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang ini sebelumnya telah menjalani perawatan intensif di RS Mintoharjo.
2 September 2025 | 07.52 WIB
ANDIKA Lutfi Falah (16), siswa asal Puri Bidara Permai, RT/RW 02/06, Desa Pematang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, meninggal dunia diduga terlibat dalam aksi demo di kawasan gedung DPR/MPR pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Pilihan Editor: Demonstrasi Makar Jauh Panggang Syarat Darurat Militer
Andika yang merupakan siswa kelas 11 di SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang ini, sebelumnya telah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Dr Mintoharjo, Jakarta sejak Jumat, 29 Agustus 2025.
"Keluarga dapat informasi itu di hari Sabtu, 30 Agustus sore. Kemudian keluarga langsung menjenguk korban," ucap Sugiono, Ketua RT 02/06 Puri Bidara Permai, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Senin.
Ia bilang, berdasarkan hasil keterangan tim medis kepada keluarga, korban mengalami luka berat pada bagian kepala belakang akibat benturan benda tumpul. Sehingga, almarhum mengalami kondisi tidak sadar yang cukup lama hingga dinyatakan meninggal dunia.
"Ketika sudah di rumah sakit, memang sudah kritis. Dan sempat masuk ke ruang ICU dengan lama hampir satu hari satu malam," ujarnya.
Sugiono menerangkan, orang tua almarhum sebelumnya tidak mengetahui Andika ikut berdemonstrasi ke jalan. Sebab, kata dia, korban hanya pamit ke keluarga melaksanakan aktivitas rutin di sekolah.
"Keluarga sama sekali tidak mengetahui kalau almarhum berangkat ke Jakarta untuk ikut aksi," ujarnya.
Keluarga menyepakati untuk tak melanjutkan kasus ini ke jalur hukum. Sebab, kata dia, keluarga menyatakan menerima atas peristiwa yang dialami anaknya tersebut. Keluarga bahkan memohon maaf terkait tindakan maupun keterlibatan almarhum dalam demo tersebut.
"Pihak keluarga tidak ada menindaklanjuti kasus ini. Alhamdulillah sudah ikhlas dengan kejadian ini dan menjadi pembelajaran kita semua, jangan sampai ini terulang kembali," tuturnya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Andika dikenal sebagai anak dari keluarga sederhana. Ayahnya berprofesi sebagai penjual kopi keliling, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga. "Beliau dikenal baik, tanggung jawab di pekerjaan dan memang bersosialisasi-nya juga baik," kata dia.
Sebelumnya, demo di berbagai wilayah yang berujung rusuh memakan korban. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar menyebutkan ada empat orang tewas dalam aksi unjuk rasa pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Tiga orang tewas dalam kebakaran di kantor DPRD Kota Makassar dan satu lainnya dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo.
Tiga orang yang tewas di gedung DPRD adalah Sarinawati, Syaiful Akbar, dan Muhammad Akbar Basri. Sarinawati, perempuan 25 tahun, adalah staf Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar yang ditemukan tewas di lantai tiga gedung kantornya.
Sementara itu, korban Rusdamdiansyah, laki-laki 21 tahun, tewas akibat dikeroyok massa di Jalan Urip Sumoharjo, depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Massa menuduhnya sebagai intel aparat. Rusdamdiansyah sempat dibawa ke RSUP OJK Kemenkes RI di kawasan CPI, tapi nyawanya tak tertolong.
PODCAST REKOMENDASI TEMPO