Studi Baru Patahkan Teori 100 Tahun tentang Struktur Geologi Pegunungan Himalaya

4 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Studi Baru Patahkan Teori 100 Tahun tentang Struktur Geologi Pegunungan Himalaya Ilustrasi(freepik)

SEBUAH studi ilmiah terbaru mengklaim telah mematahkan teori berusia 100 tahun mengenai struktur geologi yang menopang Pegunungan Himalaya, pegunungan tertinggi di Bumi.

Himalaya terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu akibat tumbukan antara lempeng tektonik India dan Eurasia. Lempeng India bergeser ke bawah lempeng Eurasia, menyebabkan penebalan kerak Bumi di bawah Himalaya dan Dataran Tinggi Tibet. 

Selama seabad, teori yang berlaku menyatakan  penebalan kerak ini sendirilah yang menopang beban pegunungan raksasa tersebut. Di mana dua lapisan kerak yang saling bertumpuk hingga kedalaman 70-80 km.

Namun, penelitian baru ini, yang dipublikasikan di jurnal Tectonics, menyimpulkan bahwa teori tersebut tidak bisa dipertahankan. "Jika Anda memiliki kerak bumi setebal 70 km, maka bagian paling bawah menjadi lunak... menjadi seperti yogurt, dan Anda tidak dapat membangun gunung di atas yogurt," jelas Pietro Sternai, profesor geofisika di Universitas Milano-Bicocca dan penulis utama studi. 

Lapisan Mantel yang 'Terjepit'

Menurut Sternai, teori lama tidak masuk akal karena batuan di kerak bumi akan meleleh pada kedalaman sekitar 40 km akibat suhu ekstrem. Studi ini menemukan alasan sebenarnya di balik ketinggian dan ketahanan Himalaya: adanya lapisan mantel yang terjepit di antara kerak Asia dan India.

Temuan ini diperoleh melalui simulasi komputer yang meniru proses tumbukan kedua lempeng. Model tersebut menunjukkan ketika Lempeng India meluncur di bawah Lempeng Eurasia, lempeng-lempeng tersebut tidak menempel rapi. 

Sebaliknya, gumpalan material dari lempeng bawah naik dan menempel pada dasar litosfer, lapisan kaku yang terdiri dari kerak dan mantel atas.

"Hal ini fundamental," kata Sternai. "Artinya, ada lapisan mantel yang kaku di antara kerak-kerak yang bertumpuk, yang memperkuat seluruh struktur di bawah Himalaya." 

Ia menambahkan, kedua kerak tersebut memberikan daya apung untuk menjaga wilayah tetap terangkat, sementara material mantel memberikan kekuatan mekanis. "Anda memiliki semua unsur yang dibutuhkan untuk mengangkat topografi dan menopang berat Himalaya dan dataran tinggi Tibet," imbuhnya.

Mengubah Pandangan Lama

Penemuan ini menjelaskan bukti-bukti seismik dan geologis sebelumnya yang tidak bisa dijelaskan oleh teori lama. "Semuanya mulai masuk akal sekarang," ujar rekan penulis studi, Simone Pilia, asisten profesor di King Fahd University of Petroleum and Minerals.

Meskipun model ini didukung data dan simulasi, para peneliti mengakui teori ini kontroversial. Pasalnya menantang gagasan yang telah dipegang teguh selama 100 tahun. 

"Saya rasa para penulis benar bahwa ini kontroversial," kata Adam Smith, seorang peneliti di Universitas Glasgow yang tidak terlibat dalam penelitian ini. "Semua penelitian sebelumnya secara umum sepakat bahwa semua material di bawah Himalaya berasal dari kerak bumi."

Ia menambahkan temuan ini masuk akal dan menjelaskan sejumlah keanehan geologis. Sementara itu, Douwe van Hinsbergen, profesor di Universitas Utrecht, menyambut temuan ini sebagai "temuan baru yang bagus dan interpretasi yang elegan." (LiveScience/Z-2)

Read Entire Article