Belajar dari Selandia Baru, Konservasi Hutan Bisa Dorong Ekonomi dan Turisme Berkelanjutan

1 day ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Selandia Baru tengah menata ulang strategi pengelolaan kawasan konservasi agar mampu mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian alam. Langkah ini menjadi pembelajaran penting bagi negara-negara dengan kekayaan alam serupa, termasuk Indonesia, yang menghadapi tantangan antara konservasi dan pembangunan.

Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, mengumumkan bahwa negaranya akan mempermudah perizinan aktivitas bisnis di kawasan konservasi seperti wisata alam, pertanian, dan infrastruktur berkelanjutan. Tujuannya adalah menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat industri pariwisata, sekaligus menjaga keindahan dan fungsi ekologis area konservasi.

"Kami akan memperbaiki Undang-Undang Konservasi untuk membuka gelombang baru konsesi di lokasi-lokasi yang masuk akal," ujar Luxon dilansir dari Reuters.

Selama ini, aktivitas seperti tur berpemandu, olahraga salju, hingga penggembalaan ternak memang telah berlangsung di beberapa kawasan konservasi, namun proses perizinannya sangat lambat. Pemerintah ingin menyederhanakan prosedur tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian dalam pelestarian alam.

Pemerintah Selandia Baru juga berencana mengenakan tarif khusus kepada wisatawan asing, berkisar antara 20 hingga 40 dolar Selandia Baru, untuk mengakses kawasan konservasi. Sebaliknya, warga lokal tetap dapat menikmati kawasan tersebut secara gratis. Menurut Menteri Konservasi Tama Potaka, kebijakan ini penting untuk memastikan wisatawan turut memberikan kontribusi pada upaya pelestarian.

"Tidak ada yang menginginkan perubahan drastis, tapi berulang kali saya dengar dari turis mancanegara betapa mereka heran bisa melihat pemandangan paling indah di dunia tanpa biaya. Kini waktunya turisme juga ikut menjaga alam," kata Potaka.

Langkah ini muncul di tengah kekhawatiran global terhadap fenomena overtourism, yakni lonjakan wisatawan yang melebihi daya tampung kawasan wisata. Di Eropa, seperti di Paris dan Barcelona, protes publik meningkat karena kawasan historis berubah menjadi "taman hiburan massal", menekan kehidupan warga lokal dan menaikkan harga properti.

Dengan luas lahan konservasi mencapai hampir 30 persen dari total wilayah, Selandia Baru menunjukkan bahwa konservasi dan ekonomi bukan dua hal yang saling bertentangan. Justru, pengelolaan yang bijak dapat menjadikan hutan dan kawasan lindung sebagai motor ekonomi hijau berbasis komunitas dan berkelanjutan.

Bagi Indonesia, yang juga memiliki cadangan biodiversitas tropis terbesar di dunia, pendekatan ini relevan untuk diterapkan dengan modifikasi lokal. Inisiatif seperti hutan desa, hutan adat, dan hutan wakaf bisa mengambil inspirasi dari model Selandia Baru, yakni dengan membuka peluang usaha berbasis ekowisata dan agrosilvopastura, sembari memperkuat regulasi tata kelola.

Langkah Selandia Baru menjadi pengingat bahwa masa depan konservasi bukan hanya soal larangan, tapi soal inovasi. Jika dikelola dengan baik, hutan bisa menjadi sumber kesejahteraan yang berkelanjutan, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai paru-paru bumi.

Read Entire Article