
BADAN Pencarian dan Pertolongan (SAR) Nasional mendapat bantuan dua helikopter dari BNPB dan Mabes Polri guna membantu upaya pencarian helikopter BK 117-D3 yang mengalami hilang kontak dan diperkirakan jatuh di kawasan hutan Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Senin (1/9).
"Hari ini memasuki hari kedua pencarian. Selain lewat darat, pencarian juga dilakukan lewat udara dengan mengerahkan dua helikopter dari BNPB dan helikopter Mabes Polri. Untuk tim SAR darat kita menurunkan sekitar 140 orang termasuk SAR dari Kalimantan Tengah, TNI-Polri juga masyarakat," kata Kepala Kepala Basarnas Banjarmasin, Putu Sudayana, Selasa (2/9).
Area pencarian mencakup 27 kilometer persegi pada koordinat atau lokasi helikopter hilang kontak di hutan Meratus, Mentewe. "Dengan pengerahan pencarian oleh petugas darat dan udara ini kita harapkan helikopter maupun penumpang (korban) dapat segera ditemukan," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, helikopter BK 117-D3 mengalami hilang kontak dan diperkirakan jatuh di kawasan hutan Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu. Peristiwa hilang kontak helikopter yang ditumpangi delapan orang beserta pilot Kapten Haryanto ini terjadi pada Senin (1/9).
Adapun kontak terakhir helikopter pada posisi 4 kilometer sekitaran air terjun Mandin Damar pada 3° 6'54.58"S 115°41'21.62"E. Kronologi kejadian, helikopter dengan tipe BK117-D3 milik Eastindo Air berangkat dari Bandara Kotabaru (WAOK) menuju Bandara Palangkaraya (WAGG) dengan perkiraan tiba pukul 10.15 WITA. Namun pada pukul 08.54 WITA terakhir kontak dengan Radio VICEF Bandara Kotabaru, selanjutnya Airnav Kotabaru meneruskan ke Airnav Banjarmasin yang kemudian meneruskan informasi ke Kantor SAR Banjarmasin.
Nama-nama pilot dan penumpang helikopter yang hilang kontak yaitu Kapten Haryanto (pilot), Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito dan Iboy Irfan Rosa. Hingga berita ini diturunkan tim SAR masih dalam perjalanan menuju lokasi hilangnya helikopter.
Kondisi vegetasi hutan Meratus yang lebat dan ketiadaan signal seluler dikhawatirkan akan menjadi hambatan di lapangan. Untuk alasan efektifitas dan keamanan, karena lokasi pencarian yang sempit maka pengerahan helikopter untuk pencarian udara dilakukan bergantian. (E-2)