KEPALA Seksi Operasi Basarnas Banjarmasin Arianto mengatakan tim evakuasi menghadapi dua kesulitan saat pencarian helikopter berisi delapan orang yang diduga jatuh di hutan belantara, sekitaran Desa Gunung Raya, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Basarnas belum mendapatkan kejelasan lokasi jatuhnya helikopter milik Eastindo Air itu pada hari kedua pencarian, Selasa, 2 September 2025.
"Di lokasi penyisiran cuacanya hujan sehingga menyulitkan pencarian. Kemudian medannya cukup terjal sehingga menghambat untuk memperluas area pencarian," kata Arianto ditemui Tempo di posko tim evakuasi, pada Selasa, 2 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Tim evakuasi mengerahkan dua unit helikopter dari BNPB dan Polri untuk pencarian udara, serta menurunkan 80 orang personel gabungan untuk pencarian darat di titik perkiraan jatuhnya helikopter. Hingga Selasa siang, Arianto belum mendapati kejelasan titik jatuhnya helikopter. "Hasilnya masih nihil," lanjut Arianto.
Menurut dia, tim punya waktu pencarian selama tujuh hari sejak helikopter dilaporkan hilang kontak. Apabila dalam tujuh hari belum berhasil menemukan korban dan helikopter, kata Arianto, pencarian ditutup dan selesai.
"Boleh diperpanjang, tapi dengan permintaan dari agen atau perusahaan itu sendiri," ucapnya. Namun, Arianto tidak tahu pekerjaan para penumpang dari helikopter yang disewa.
Pantauan Tempo di posko evakuasi, tim anggota telah menghimpun kesaksian dari beberapa masyarakat yang mendengar dan melihat helikopter sebelum hilang kontak dengan AirNav Banjarmasin. Dari kesaksian masyarakat, posisi jatuhnya helikopter diduga kuat di lembah pegunungan, sekitar Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru. Helikopter disebut sempat berasap, berputar-putar, dan mengeluarkan dentuman, sebelum jatuh ke lembah pegunungan.
Satu unit helikopter jenis BK117-D3 kode registrasi PK-RGH milik operator Eastindo Air dilaporkan hilang kontak saat terbang dari Bandara Gusti Syamsir Alam, Kabupaten Kotabaru, menuju Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Senin, 1 September 2025.
Helikopter lepas landas pukul 07.46 WIB dan dijadwalkan tiba di Palangka Raya pukul 09.15 WIB. Namun, kontak terakhir dengan menara pengawas tercatat pukul 07.54 WIB, atau sekitar 10 menit setelah lepas landas, di posisi 10 nautical mile dari Kotabaru. Tercatat, Helikopter berada di ketinggian 3.000 kaki.
Menurut laporan awal AirNav Banjarmasin, titik hilang kontak berada di sekitar Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, dengan koordinat 3°06’54.58″ S – 115°41’21.62″ E.
“Kondisi vegetasi lebat serta keterbatasan komunikasi menjadi kendala utama pencarian. Namun, seluruh tim sudah bergerak ke lapangan sejak pukul 12.20 WITA,” ujar Kepala Basarnas Banjarmasin Putu dalam keterangan tertulis.
Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah delapan orang itu masih berstatus dalam pencarian (DP). Identitas mereka yakni Capt Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito, dan Iboy Irfan Rosa.
Operasi SAR melibatkan puluhan personel gabungan dari Basarnas, Pos SAR Kotabaru, Brimob Polda Kalimantan Selatan, TNI, masyarakat lokal, serta sejumlah instansi terkait lainnya.