Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sudah menerima kabar soal keberadaan Nazwa Aliya (19 tahun) di Kamboja sejak Mei 2025. Kabar itu didapat dari laporan keluarga Nazwa.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menuturkan pihaknya langsung menghubungi Nazwa usai mendapatkan kabar itu.
“Selama di Kamboja, NA tidak bekerja. Berdasarkan asesmen yang dilakukan saat itu NA dalam kondisi baik, memiliki kebebasan bergerak, serta tidak menerima ancaman maupun kekerasan yang mengarah pada dugaan tindak kriminal atau TPPO,” kata Judha dalam keterangannya, Kamis (21/8).
Judha juga mengungkapkan telah menanyakan alasan Nazwa pergi ke Kamboja. Saat itu, Nazwa mengaku pergi atas keinginannya sendiri lantaran ada masalah keluarga. Kemlu kemudian menawarkan upaya mediasi, namun ditolak.
“Kemlu telah menawarkan mediasi NA dengan keluarga, namun NA menolak dan meminta pemerintah menghormati pilihannya karena ia sudah dewasa, dapat mengambil keputusan sendiri, dan berpergian secara legal,” kata dia.
“Upaya penanganan ini telah disampaikan Kemlu kepada pihak keluarga di Indonesia,” pungkasnya.
Nazwa diketahui pergi dari rumah pada Kamis (29/5) sekitar pukul 04.30 WIB, meninggalkan ibunya, Lanniari, yang masih tertidur. Namun, malam sebelumnya Nazwa sudah pamit hendak wawancara kerja di salah satu bank swasta di Kota Medan.
Ibu Nazwa mengaku memiliki firasat tak enak. Ia pun menghubungi Nazwa dan tiba-tiba saja Nazwa mengabarkan sudah di Thailand.
Saat di bandara di Thailand, Nazwa mengaku akan ditemui oleh pria bernama Chris yang merupakan teman ibu Nazwa saat di Malaysia. Katanya, ia akan melanjutkan perjalanan ke Kamboja.
Chris disebut akan membangun sebuah perusahaan di Kamboja. Namun, Lanniari bilang, hal tersebut belum dapat dipastikan.
Lanniari juga mengaku nomor ponselnya diblokir oleh Chris dan Nazwa, sehingga tak dapat berkomunikasi dengan keduanya.