Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Vietnam sebagai negara pesaing industri Indonesia tengah bersiap melakukan deregulasi.
Airlangga menuturkan, perombakan aturan atau deregulasi dilakukan Vietnam sebagai upaya berbenah setelah perang dagang.
“Vietnam mereka sedang membuat roadmap Vietnam 2.0, itu banyak melakukan deregulasi dan deregulasi ini mereka juga memotong jumlah pemerintah daerah (atau) debirokratisasi dan juga pemotongan anggaran,” tutur Airlangga dalam gelaran Menyalakan Suar dengan tajuk Jurnalisme Solusi Penggerak Semesta Dunia Usaha di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (21/8).
Dengan demikian menurut Airlangga, Indonesia bisa belajar dari Vietnam tentang perombakan aturan ini. Terlebih Vietnam merupakan pesaing langsung bagi industri lokal.
“Jadi makanya kita belajar gak usah jauh-jauh karena Indonesia compete directly dengan Vietnam dan Indonesia industri-nya mempunyai kemiripan dengan Vietnam,” imbuhnya.
Meskipun dia juga mengakui ekspor Vietnam 2,5 kali lebih tinggi dari Indonesia, baik ke Amerika Serikat (AS) maupun ke berbagai negara di Eropa.
Pemerintah juga telah berencana melaksanakan deregulasi dalam bentuk deregulasi sektoral. Selain itu, nantinya pemerintah juga akan melakukan transformasi digital.
Dalam kesempatan yang sama, Airlangga juga mengakui saat ini kawasan industri yang ada di Indonesia telah kalah dengan kawasan industri di Vietnam. Dengan demikian pemerintah akan membidik pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau kawasan industri dalam negeri lebih banyak lagi.
“Kawasan industri di Vietnam itu hampir 1 juta hektare, jadi kita masih jauh. Jadi ini yang harus kita dorong sehingga betul-betul ekonomi yang ditambah Itu menjadi penggerak daripada perekonomian nasional,” tuturnya.
Terlebih menurut Airlangga, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengejar pertumbuhan tersebut dengan pengenaan tarif sebesar 19 persen oleh AS, lebih rendah dari Vietnam sebesar 20 persen.