
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat. Paparan terus-menerus oleh asap kendaraan, debu, dan bahan kimia dari semprotan aerosol, dapat mengiritasi tenggorokan serta menyebabkan peradangan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh polusi tidak berasal dari infeksi, melainkan dari iritasi pada jaringan tenggorokan akibat menghirup zat berbahaya. Gejala yang muncul dapat berupa gatal, rasa kering, nyeri saat menelan, hingga perubahan suara. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat berlangsung lama dan menurunkan daya tahan tubuh, terhadap penyakit lain.
Kondisi ini banyak terjadi pada orang-orang yang sering beraktivitas di luar ruangan, atau tinggal di daerah dengan kepadatan kendaraan tinggi.
Di Jakarta, kualitas udara yang sering berada di tingkat berbahaya, meningkatkan kemungkinan terjadinya iritasi tenggorokan, terutama pada musim kering atau saat curah hujan rendah yang membuat polutan terperangkap di udara. Pencegahan menjadi langkah penting, untuk melindungi diri dari radang tenggorokan yang disebabkan oleh polusi udara.
Dengan mengetahui sumber pemicu dan menerapkan gaya hidup bersih, kemungkinan terjadinya peradangan di tenggorokan dapat ditekan secara signifikan.
Berikut lima cara efektif untuk menghindari radang tenggorokan akibat polusi udara:
- Menggunakan Masker Ketika Keluar Rumah: Masker berfungsi sebagai pelindung utama dari partikel polusi. Bila digunakan dengan benar, masker mampu menyaring debu, asap dari kendaraan, dan zat kimia yang bisa mengiritasi saluran pernapasan. Disarankan untuk memakai masker N95 atau masker medis, terutama ketika kualitas udara sedang tidak sehat.
- Menghindari Paparan Asap Rokok dan Iritan Lain: Asap rokok adalah salah satu sumber polusi yang paling dekat dengan aktivitas sehari-hari manusia. Baik perokok aktif maupun perokok pasif memiliki risiko tinggi mengalami iritasi tenggorokan. Selain asap rokok, semprotan kimia seperti pengharum ruangan atau pembersih aerosol juga sebaiknya dihindari.
- Menggunakan Air Purifier di Dalam Ruangan: Kualitas udara di dalam rumah juga bisa terpengaruh oleh polusi dari luar. Karena itu, penggunaan air purifier membantu menyaring partikel halus dan menjaga kebersihan udara di dalam ruangan. Alat ini sangat bermanfaat bagi penghuni yang tinggal di dekat jalan raya atau area industri.
- Mengistirahatkan Suara: Berbicara terlalu banyak, berteriak, atau bernyanyi dengan suara tinggi dapat memperburuk iritasi di tenggorokan. Istirahatkan suara secara teratur, terutama setelah berbicara dalam waktu lama di lingkungan yang terpapar polusi, agar pita suara dan jaringan tenggorokan memiliki kesempatan untuk pulih.
- Melakukan Vaksinasi Flu Secara Rutin: Walaupun vaksin flu tidak secara langsung berkaitan dengan polusi, vaksinasi ini dapat mengurangi risiko infeksi virus influenza yang bisa menyebabkan radang tenggorokan. Dengan daya tahan tubuh yang lebih baik, tubuh akan lebih mampu melawan berbagai faktor yang memperburuk kondisi tenggorokan.
Langkah-langkah di atas sangat dianjurkan untuk diterapkan, terutama oleh masyarakat yang tinggal di daerah dengan kualitas udara yang buruk. Pencegahan yang konsisten sangat penting untuk menjaga kesehatan tenggorokan meskipun berada di lingkungan yang tercemar.
Radang tenggorokan akibat polusi mungkin bukan penyakit serius, tetapi jika dibiarkan tanpa tindakan pencegahan, dapat menurunkan produktivitas dan meningkatkan risiko komplikasi lainnya.
Menjaga kualitas udara yang dihirup dan memperhatikan kebersihan lingkungan adalah bagian dari perlindungan kesehatan diri yang sangat penting. (Alodokter/E-3)