Jurnalis Republika Fitriyan Zamzami (kiri), Ketua Komite Pelaksana ARI-BP, Ustaz Zaitun Rasmin (kedua dari kiri), dan Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Ustaz Oke Setiadi (kanan) ada Diskusi dan Konferensi Pers, Kamis (13/8/2025)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebanyak 300 lebih jurnalis atau wartawan dibunuh oleh Israel yang terus mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS). Meski Israel telah dinyatakan melakukan genosida, penjajahan dan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, Amerika tetap mendukung Israel.
Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ustaz Oke Setiadi mengatakan, para pembela Palestina tidak bisa diam melihat hal-hal yang sangat mengganggu, yakni tercemarnya nilai-nilai kemanusiaan seperti genosida yang dilakukan Israel di Gaza. Maka berharap ada tindakan yang lebih nyata misalnya hukum internasional menghentikan genosida yang terjadi di Gaza.
Ustaz Oke juga menyoroti Amerika yang terus mendukung Israel meski Israel melakukan genosida di Gaza. Ia menegaskan, jika Amerika meneruskan aksi dukungannya kepada Israel yang sedang menjajah Palestina, sebenarnya sebuah kerugian besar untuk bangsa dan negara Amerika.
"Mungkin bisa jadi cepat atau lebih cepat bangsa dan negara Amerika akan hilang dari peradaban umat manusia (jika terus mendukung Israel melakukan penjajahan)," ujarnya.
Ketua Solidarity of Muslim for Al Quds Resist 171 (SMART 171), Maimon Herawati memberikan pesan kepada Israel dan Amerika yang setia mendukung pelaku genosida di Gaza. Maimon berpesan bahwa journalism is not a crime (jurnalistik bukan kejahatan).
"Aktivitas kewartawanan itu bukan tindak kejahatan, kita sebagai para wartawan harus menjadi voice yang sudah dibungkam (oleh Israel)," ujar Maimon.