
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer menilai perlunya terobosan regulasi agar lulusan sekolah profesi kedokteran dan farmasi dapat lebih cepat masuk ke dunia kerja.
Menurutnya, percepatan ini penting untuk mendorong penyerapan tenaga kerja baru sekaligus menekan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di Tanah Air.
“Kemudian sarjana-sarjana kesehatan kayak kedokteran (dan farmasi), itu penyumbang besar juga di angka pengangguran sarjana. Misalnya regulasi, mereka harus ambil sekolah profesi," ujar Immanuel ketika dihubungi kumparan, Sabtu (26/7).
Sebagai alternatif, Immanuel mengusulkan skema pembayaran sekolah profesi dengan melibatkan perbankan.
Dengan skema ini, biaya pendidikan dapat ditanggung terlebih dahulu melalui kerja sama negara dengan bank, lalu dibayarkan oleh lulusan setelah mereka bekerja.
“Sekolah profesi, ya sudah misalnya ada skema pembayaran. Pembayarannya ya negara kerja sama dengan bank. Nanti kalau mereka mau bekerja, potong gajinya gitu loh,” jelas Wamenaker yang akrab disapa Noel.
Noel menyebut peninjauan ulang aturan terkait pendidikan profesi di bidang kesehatan menjadi langkah strategis agar penurunan angka kemiskinan dapat diimbangi dengan peningkatan kualitas lapangan kerja.
“Jangan dipersulit. Kadang-kadang mereka sekolah profesi dibuat kadang-kadang nggak lulus sampai 2-3 kali. Kalau saya lihat ini kayak mafia nih. Para mafia-mafia kesehatan. Mafia-mafia regulasi,” imbuh dia.
Wacana skema potong gaji ini juga sejalan dengan usulan sejumlah pihak mengenai konsep student loan untuk pembiayaan pendidikan.
Artinya perjanjian di mana seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi atau universitas meminjam uang dari bank untuk membiayai pendidikan mereka dan kemudian membayar kembali uang tersebut setelah mereka lulus atau selesai belajar dan mulai bekerja.
Sebelumnya, Naga, salah satu penerima beasiswa LPDP, menyebut sistem seperti ini lebih adil dan fleksibel untuk negara berkembang seperti Indonesia.
“By the way yang kemarin itu, kalau Indonesia mungkin lebih baik student loan. Karena kalau menurut aku ketika kita dikasih uang sama negara, sementara negaranya masih berkembang,” kata Naga saat berbincang, Kamis (7/11).