LinkCar merupakan evolusi dari program Internet of Vehicle 1.0 (IoV 1.0) yang sebelumnya fokus pada telematik dan keamanan kendaraan yang berguna untuk memantau kondisi mesin, perilaku pengemudi, hingga diagnosa kesehatan mobil.
Dengan menggabungkan teknologi IoT, telematik, dan konektivitas real-time, LinkCar tak hanya membantu pengendara memantau kondisi kendaraan, tetapi juga menghadirkan hiburan digital langsung di dalam mobil.
Dari Telematik ke Entertainment
Sejak awal, Telkomsel melihat IoV bukan hanya soal keamanan. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, kemacetan sudah jadi bagian dari keseharian. Titik inilah yang kemudian bisa diubah menjadi peluang untuk meningkatkan pengalaman berkendara.
“Kalau dulu lebih banyak ke arah safety dan monitoring, sekarang kita bikin naik level ke arah kenyamanan. LinkCar memungkinkan penumpang maupun pengemudi menikmati hiburan digital saat perjalanan, terutama di kota besar yang identik dengan kemacetan,” jelas Gian Wijoyo, GM Enterprise Platform, IoT and Network Infrastructure Telkomsel, saat berbincang dengan kumparan, Kamis (21/8).
Salah satu terobosan yang dibawa Telkomsel untuk LinkCar adalah model bisnis B2B2C. Produsen mobil (OEM) tetap menjadi mitra utama Telkomsel, tapi pengguna akhirnya bisa langsung menikmati layanan tambahannya, yang notabene dapat meningkatkan kualitas berkendara.
Caranya, Telkomsel menghadirkan fitur split billing. Biaya telematik tetap ditanggung produsen mobil, sementara biaya hiburan dibayar langsung oleh pemilik kendaraan.
“Yang pasang SIM card di mobil kan manufaktur. Tapi, sekarang pengguna akhir juga bisa membeli paket data sendiri untuk hiburan,” kata Gian. “Satu SIM card bisa dipakai ganda: untuk telematik dan untuk entertainment. Jadi praktis dan transparan.”
Selain itu, salah satu pertanyaan besar dalam ekosistem connected car adalah, bagaimana dengan sinyal? Apalagi Indonesia punya banyak wilayah dengan kondisi jaringan berbeda-beda.
Gian mengakui hal itu sebagai tantangan besar, tapi Telkomsel punya keunggulan kuat sebagai perusahaan telekomunikasi dengan jangkauan terluas, dan kapabilitas layanan untuk merencanakan jaringan berdasarkan mobilitas penduduk. Bahkan Telkomsel juga telah menggunakan AI dalam jaringan untuk memetakan kebutuhan sinyal, sehingga bisa memastikan kualitas tetap konsisten. Baginya, konsistensi sinyal adalah kunci.
“Telematik kan butuh monitoring real-time. Kalau sinyal hilang di titik penting, itu bisa bahaya. Jadi kami pastikan tidak ada blank spot di jalur utama kendaraan,” katanya.
“Apakah pengemudi sering ngerem mendadak? Apakah mesin perlu diservis lebih cepat? Semua itu bisa dideteksi lebih awal. Produsen jadi bisa melakukan predictive maintenance,” ungkap Gian.
Dampak dari kehadiran teknologi LinkCar diyakini bakal positif bagi produsen mobil dan konsumen. Telkomsel mencatat efisiensi produktivitas pengguna bisa meningkat hingga 15–20%, karena downtime ke bengkel bisa ditekan.