Indeks saham utama AS Wall Street ditutup menguat pada Rabu (27/8) waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali mencatat rekor penutupan tertinggi. Kenaikan ini terjadi menjelang rilis laporan keuangan kuartalan dari raksasa kecerdasan buatan, Nvidia.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 147,16 poin atau 0,32 persen ke level 45.565,23. S&P 500 menguat 15,46 poin atau 0,24 persen menjadi 6.481,40. Sementara itu, Nasdaq Composite naik 45,87 poin atau 0,21 persen ke 21.590,14.
Dari sisi politik, tensi meningkat setelah Gubernur The Fed, Lisa Cook, menyatakan akan menggugat Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan memecatnya. Ucapan Trump itu memicu kekhawatiran investor terkait independensi bank sentral AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun turun ke level terendah dalam hampir empat bulan. Pasar menilai Trump bisa saja menunjuk pejabat The Fed yang lebih dovish.
Meski begitu, dolar AS justru stabil hingga sedikit menguat setelah sempat melemah sehari sebelumnya. Indeks dolar naik tipis 0,02 persen ke level 98,227. Euro melemah 0,09 persen menjadi USD 1,1631, level terendah sejak 6 Agustus.
Setelah bel penutupan, saham Nvidia turun sekitar 3 persen meski proyeksi pendapatannya untuk kuartal ketiga melampaui ekspektasi Wall Street. Tahun ini, saham-saham teknologi berbasis AI memang banyak mendorong indeks utama ke rekor tertinggi.
"Kesimpulan saya adalah bahwa angka-angka (Nvidia) ini tidaklah mengejutkan, begitu pula reaksi ini," kata Nick Frasse, manajer produk di Vaneck Associates, New York.
"Pasar mulai memperhitungkan bahwa Nvidia dapat terus melampaui sebagian besar ekspektasi meskipun ada hambatan dan pertanyaan seperti berapa yang harus mereka bayar untuk terus menjual ke Tiongkok," tambahnya.
Sebelumnya, Nvidia sepakat membayar pemerintah federal AS sebesar 15 persen dari penjualan di China sebagai imbalan atas lisensi ekspor yang tidak dijelaskan rinciannya.
Di Eropa, bursa saham ikut pulih tipis setelah sempat tertekan akibat risiko politik di Prancis. Kekhawatiran terhadap potensi jatuhnya pemerintahan Perdana Menteri Francois Bayrou bulan depan sempat memicu aksi jual aset Prancis pada Selasa lalu.
Dari sisi kebijakan moneter, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pekan lalu ditafsirkan sebagai sinyal pemangkasan suku bunga. Menurut FedWatch CME Group, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada September mencapai 84 persen. Namun arah suku bunga ke depan masih sangat bergantung pada kondisi tenaga kerja dan inflasi di AS.