Polusi udara (ilustrasi). Swiss menggratiskan transportasi publik untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Jenewa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gelombang panas disertai polusi ozon melanda Jenewa pekan ini. Pemerintah Swiss mengambil langkah cepat dengan menggratiskan bus, trem, kereta, hingga perahu bagi warga.
Jenewa tengah dilanda konsentrasi ozon (O₃) di udara yang melampaui ambang batas kesehatan. Ozon di lapisan troposfer terbentuk akibat reaksi kimia antara polutan seperti nitrogen oksida (NOx) dan senyawa organik volatil (VOC) yang dipicu sinar matahari, berbeda dengan ozon pelindung di stratosfer.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa polusi ozon dapat memicu masalah pernapasan, serangan asma, hingga sakit kepala. Sistem anti-asap Jenewa mencatat konsentrasi ozon mencapai lebih dari 180 mikrogram per meter kubik selama 24 jam, melewati ambang batas kesehatan lingkungan.
Pada Selasa (12/8/2025), suhu udara di Jenewa menembus 37 derajat Celsius, disertai peringatan gelombang panas di wilayah barat dan selatan Swiss. Kantor Lingkungan untuk Kanton Jenewa menjelaskan, suhu tinggi dan awan rendah membuat polusi ozon terperangkap lebih lama di udara.
Sebagai langkah darurat, pemerintah menggratiskan penggunaan bus, trem, kereta, dan perahu di seluruh Jenewa untuk mendorong peralihan dari kendaraan pribadi.
“Langkah-langkah yang diambil dalam protokol darurat ini bertujuan untuk mengurangi emisi nitrogen oksida, terutama dengan mempromosikan transportasi umum dan membatasi sirkulasi kendaraan yang paling berpolusi,” kata Kantor Lingkungan Jenewa, Rabu (13/8/2025).
Selama kebijakan ini berlangsung, pemeriksaan tiket dihentikan dan penumpang tak memerlukan tiket. Dari pukul 06.00 hingga 22.00, hanya mobil beremisi rendah yang diizinkan masuk ke pusat kota hingga kualitas udara kembali membaik.
sumber : Reuters