
Pedagang cincau terlihat sedang melayani seorang sopir ojol di pinggir trotoar sempit Jalan Teluk Betung I, Jakarta Pusat, Selasa (17/6) pagi. Jalur trotoar itu menyempit dan hanya cukup untuk satu orang.
Gerobak pedagang itu berdiri tepat di atas bekas semen berwarna putih, jejak ukuran asli trotoar yang sebelumnya dipangkas. Berdasarkan tanda itu, seharusnya dua orang pejalan kaki bisa berjalan berdampingan di sana.
Namun kini, trotoar itu berubah menjadi lintasan penuh rintangan. Saat kumparan melintas, dua pasang pipa putih memotong jalur dan memaksa pejalan kaki lebih berhati-hati agar tak tersandung. Ada juga penutup besi bercat kuning yang bila diamati lebih dekat, ternyata tidak menutupi gorong-gorong apa pun di bawahnya, hanya menempel di atas trotoar itu.

Di sisi seberang, tak ada trotoar sama sekali, pejalan kaki yang berjalan di sana harus memepet dengan besi pembatas jalan yang membatasi pengendara dengan kali di sampingnya.
Di ruas itu, ada garis hitam membentang sepanjang sekitar 200 meter, menandai lokasi penggalian baru yang akan dikerjakan.

Jalan Teluk Betung I terletak di jantung Jakarta, menghubungkan fasilitas kelas atas seperti pusat belanja Grand Indonesia, hotel berbintang, dan pusat perkantoran di gedung pencakar langit — tak jauh dari Bundaran HI yang ikonik.
Pemasangan Pipa Air
Seorang petugas proyek berhelm putih di lokasi mengatakan pekerjaan itu bagian dari pemasangan pipa air. Ia menyebut setelah terpasang, trotoar kemungkinan besar akan kembali ke ukuran semula.
Petugas keamanan di gerbang sekitar trotoar juga membenarkan bahwa pengerjaan sudah dimulai sejak dua minggu lalu.
“Sudah dua minggu lalu mulai. Nantinya jadi satu arah ke arah [Hotel] Ascott,” katanya.
Meski belum ada tanda dimulainya penggalian, dampaknya sudah dirasakan pejalan kaki. Salman, salah satunya, yang setiap hari melewati jalur itu untuk bekerja.
“Biasanya luas, jalan juga enak. Sekarang sempit. Kalau ada dua orang, pasti satu harus turun ke jalan,” katanya.
Ia menyarankan agar setelah proyek usai, trotoar tidak hanya dikembalikan ke ukuran lama, tapi diperluas sedikit.
“Kalau bisa tambah 30 cm lagi, biar dua orang tetap bisa jalan bareng.”
Yayan, pejalan kaki lainnya yang berjalan ke arah Ascott, merasakan hal serupa.
“Dijadiin kayak yang ini aja [trotoar sekitar Hotel Ascott], disamain kayak yang lain. Jadi ribet kalo begitu,” ujarnya sambil melanjutkan langkahnya.