
KEBIJAKAN tarif baru Amerika Serikat terhadap produk Brasil mulai berlaku, Rabu (6/8), menyusul keputusan mantan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan bea masuk sebesar 50% untuk berbagai komoditas asal Brasil. Salah satu yang paling terdampak adalah kopi, yang selama ini menjadi andalan ekspor Brasil ke pasar global.
Namun, di tengah tekanan tersebut, Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil. Kedutaan Besar Tiongkok di Brasilia mengumumkan sejumlah perusahaan asal Negeri Tirai Bambu mulai masuk ke Brasil. Dalam unggahannya di platform X, kedutaan juga menampilkan video perusahaan pengiriman makanan raksasa Tiongkok, Meituan, dan menyebut hubungan kedua negara bersifat dua arah: “Brasil juga memperkuat kehadirannya di Tiongkok melalui kopi yang dicintai masyarakatnya.”
Beberapa hari sebelumnya, Tiongkok mengumumkan sebanyak 183 perusahaan kopi asal Brasil telah mendapatkan izin ekspor ke Tiongkok untuk jangka waktu lima tahun. Dalam pernyataan lain, Kedubes Tiongkok menyoroti meningkatnya konsumsi kopi di negaranya dan menyebut minuman ini “kian menjadi bagian dari keseharian warga Tiongkok.”
Amerika Serikat sendiri merupakan negara pengimpor kopi terbesar di dunia, dengan Brasil sebagai pemasok utama. Selama 2024, Brasil menyuplai sekitar 30,7% dari total 1,5 juta ton metrik kopi yang dibeli AS.
Sejumlah analis menilai, kebijakan tarif Trump berpotensi mendorong Brasil mempererat hubungan dagang dengan mitra lain, terutama Tiongkok.
Meskipun secara perdagangan AS mencatat surplus dengan Brasil, Gedung Putih tetap bersikeras menaikkan tarif hingga 40 poin persentase dengan alasan politis. Dalam perintah eksekutif yang diteken Trump pekan lalu, pemerintah Brasil dituduh melakukan “pelanggaran HAM serius” terkait proses hukum terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, sekutu dekat Trump, yang sedang diadili atas dugaan keterlibatan dalam upaya kudeta terhadap Presiden Luiz Inácio Lula da Silva. Bolsonaro membantah seluruh tuduhan tersebut.
Perintah itu dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Trump mengirim surat yang menuntut agar Brasil menghentikan proses pengadilan terhadap Bolsonaro, dan menuduh Lula melakukan "perburuan penyihir" terhadap lawan politiknya.
Presiden Lula merespons dengan menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman di Brasil bersifat independen dan presiden tidak memiliki pengaruh dalam proses peradilan. Ia juga menyatakan bahwa Bolsonaro “bukan diadili sebagai individu, melainkan atas tindakannya dalam upaya kudeta terhadap demokrasi.”
Hingga kini, pemerintah Brasil belum mengumumkan langkah balasan terhadap kebijakan perdagangan Trump. Namun Lula telah menegaskan bahwa Brasil harus diperlakukan setara dalam setiap negosiasi dagang, dan menyebut bahwa ada “batas dalam berdialog” dengan pemerintahan Trump.
Sementara itu, dalam konferensi pers di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, menyatakan kerja sama antara Tiongkok dan Brasil telah memberikan manfaat bagi kedua bangsa. Ia juga menegaskan Tiongkok siap memperdalam hubungan strategis dengan Brasil di berbagai bidang. (CNN/Z-2)