
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengelola sampah, terutama plastik sekali pakai. Volume sampah terus meningkat, sementara kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kian terbatas. Tak hanya menimbulkan masalah lingkungan, sampah yang tidak terkelola juga berkontribusi pada emisi karbon dan kerusakan ekosistem laut.
Di tengah kondisi tersebut, konsep ekonomi sirkular menjadi salah satu solusi. Alih-alih berakhir di TPA, sampah bisa diolah kembali menjadi bahan baku yang bernilai. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Kesadaran inilah yang coba ditularkan melalui BCA Expo 2025, yang berlangsung 22-24 Agustus di ICE BSD, Tangerang. Pameran tahunan ini memang dikenal sebagai ajang bagi masyarakat untuk mendapatkan kendaraan, properti, hingga berbagai produk gaya hidup impian. Namun tahun ini, BCA menyelipkan pesan kuat tentang keberlanjutan dengan menghadirkan program pengelolaan sampah yang lebih serius.
Bekerja sama dengan Plasticpay, BCA menghadirkan Reverse Vending Machine (RVM) di arena expo. Melalui mesin ini, pengunjung bisa menukarkan botol plastik bekas untuk mendapatkan hadiah menarik. Seluruh botol yang terkumpul kemudian didaur ulang menjadi eco-friendly fibers yang dapat digunakan sebagai bahan baku tekstil.
Tak hanya itu, expo juga menyediakan waste station dan waste educator untuk mengedukasi pengunjung mengenai cara memilah sampah. Hasilnya cukup signifikan: total 8,5 ton limbah berhasil terkumpul, setara dengan pengurangan 18,1 ton emisi CO2 dan penghematan 26 meter persegi lahan TPA.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengungkapkan inisiatif ini bukan sekadar program pendukung acara, melainkan bentuk komitmen untuk membangun kesadaran kolektif.
“BCA Expo menjadi momentum untuk menanamkan kesadaran bahwa kontribusi pada pelestarian lingkungan dapat dimulai dari hal sederhana, seperti memilah sampah,” ujar Hera dilansir dari keterangan resmi, Selasa (2/9).
Ia menekankan bahwa langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberi dampak besar, baik bagi lingkungan maupun bagi masyarakat luas. Selain fokus pada pengelolaan sampah, BCA Expo 2025 juga melibatkan pelaku UMKM yang membawa produk-produk berbasis keberlanjutan. Beberapa di antaranya adalah Wastra Warna Alam, Precious One, dan UMKM dari program BCA Bangga Lokal. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa praktik ramah lingkungan bisa sejalan dengan pengembangan usaha.
Inisiatif keberlanjutan BCA tidak berhenti pada penyelenggaraan expo. Melalui program Bakti BCA, perusahaan konsisten melakukan berbagai upaya pelestarian lingkungan.
Di Yogyakarta, BCA mengembangkan Rumah Edukasi Penyu di Pantai Goa Cemara, bekerja sama dengan Banyuwangi Sea Turtle Foundation sejak 2016. Pada 2024, program ini mencatat capaian penting: 17.531 telur penyu berhasil direlokasi, 15.003 tukik dilepasliarkan, dan 273 pelajar menerima edukasi. Inovasi terbaru berupa Intan Ruang, alat inkubasi tanpa pasir, semakin meningkatkan keberhasilan penetasan.
Langkah-langkah ini menunjukkan bagaimana sektor perbankan dapat ikut mendorong praktik ekonomi sirkular. Tidak hanya melalui penyaluran kredit dan layanan keuangan, tetapi juga dengan menghadirkan platform edukasi, mendorong perubahan perilaku masyarakat, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
BCA Expo 2025 menegaskan bahwa kemajuan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. Dari sampah plastik yang diubah menjadi serat ramah lingkungan, hingga tukik penyu yang dilepas kembali ke laut, setiap langkah menjadi bagian dari upaya besar menjaga bumi untuk generasi mendatang. (E-3)