SEDERET peristiwa nasional menjadi perhatian pembaca pada pekan pertama Agustus 2025, mulai dari isu politik hingga sosial. Ada isu pemanggilan Yaqut Cholil soal Haji 2024, komentar Alissa Wahid Ihwal bendera One Piece hingga Prabowo yang “mengusir” halus jurnalis di sidang kabinet. Berikut rangkuman berita terpopuler di nasional pada Rabu, 6 Agustus 2025:
1.Tanggapan DPR Soal Pemanggilan Eks Menag Yaqut oleh KPK
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang menegaskan pemanggilan atau pemeriksaan eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam kasus dugaan penyimpangan penyelenggaraan haji 2024, merupakan ranah Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.
Bagi politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini, rencana pemanggilan Yaqut kini bukan lagi urusan komisi VIII, meskipun berkaitan dengan tata kelola penyelenggaraan haji 2024. “Kalau pengelolaannya salah, ya tentu ada konsekuensi hukum. Itu bukan ranah kita lagi, sudah ranah KPK,” ucap Marwan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Ia menekankan kewenangan komisi yang membidangi keagamaan sebatas mengawasi sekaligus memberi catatan dan rekomendasi terkait dengan penyelenggaraan haji. Catatan dari tim pengawas parlemen itu nantinya dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan haji ke depannya. “Kami kan ada rekomendasi setiap laporan, tapi bukan terkait dengan urusan di KPK,” kata dia.
Ia lantas melanjutkan, apabila ada dugaan pelanggaran dalam tata kelola haji, maka itu menjadi urusan aparat penegak hukum. “Sekarang apakah sudah saatnya aparat penegak hukum? Ya, sudah urusan penegak hukum. Kita lihat saja,” tutur Marwan.
2. Tanggapan Alissa Wahid Soal Polemik Bendera One Piece
Direktur Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau yang akrab disapa Alissa Wahid turut berpendapat terhadap tindakan represif aparat terhadap mural maupun bendera bergambar One Piece.
Putri sulung mendiang Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengandaikan bila sang ayah masih ada dan mengetahui fenomena protes sosial yang dibungkus kreativitas masyarakat itu.
“Kira-kira kalau Gus Dur ditanya soal itu jawabannya apa? ‘Gitu aja kok repot, sing (yang) penting 10 cm di bawah bendera merah putih’, paling kan gitu (jawabannya),” kata Alissa menjawab Tempo di Hotel Majapahit Surabaya, Selasa sore, 5 Agustus 2025.
Menurut Alissa maraknya simbol One Piece hanyalah wujud kreativitas anak-anak muda. Pemerintah, kata dia, seharusnya bersyukur anak-anak mudanya kreatif dalam memberikan kritik sehingga tidak menimbulkan keonaran.
Ihwal tanggapan pemerintah bahwa pengibaran bendera One Piece akan memecah belah bangsa, menurut Alissa sikap itu terlalu berlebihan. Kecuali bila di belakang anak-anak muda tersebut ada kekuatan politik yang besar. Alissa mencontohkan, jika Nahdlatul Ulama (NU) yang menyebarkan One Piece, barulah menjadi persoalan serius.
3. Prabowo 'Mengusir' Jurnalis secara Halus dari Sidang Kabinet
Presiden Prabowo Subianto mempersilakan awak media keluar saat berlangsung Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Agustus 2025. Momen itu terjadi ketika Menteri Keuangan akan melaporkan mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 kepada Prabowo.
Awak media mulanya diperkenankan untuk meliput Prabowo saat membuka dan memberikan arahan Sidang Kabinet Paripurna. Ketika masuk sesi pelaporan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan Prabowo mengenai kehadiran pers. Sri Mulyani mengatakan akan melaporkan Rancangan APBN.
"Kami ingin menyampaikan rancangan APBN 2026, namun karena ini adalah persiapan nota keuangan, Bapak apakah pers masih ada di sini? Karena nanti bapak tanggal 15 akan menyampaikan di depan DPR," kata dia dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.
Prabowo kemudian mengucapkan terima kasih kepada awak media. Kepala Negara kemudian meminta awak media menikmati hidangan makan yang disediakan. "Baik terima kasih sahabat-sahabat pers sudah disiapkan makanan minuman yang baik. Ngusirnya secara halus. Nggak mengusir," kata Prabowo.