
KEMENTERIAN Kehutanan (Kemenhut) berhasil mengamankan pelaku utama yang mengorganisasi kegiatan perburuan satwa liar dilindungi di kawasan konservasi Taman Nasional (TN) Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
Kepala Balai Gakkum Kehutanan Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara (Jabalnusra) Aswin Bangun dalam pernyataan dikonfirmasi di Jakarta, kemarin menyampaikan bahwa JW diamankan sebagai pelaku utama aktivitas perburuan satwa liar di TN Gunung Merbabu bersama barang bukti satu pucuk senjata tipe PCP kaliber 5,3 mm yang disembunyikan dengan cara dikubur dan dua ekor kijang (Muntiacus muntjak) hasil buruan.
Ia mengatakan perburuan liar dengan menggunakan senjata api berdaya rusak tinggi harus dipandang serius, bukan hanya dari sisi konservasi tetapi juga dari aspek keamanan.
Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan kepolisian memastikan kemungkinan jaringan peredaran senjata ilegal yang turut memperkuat praktik perburuan liar di kawasan konservasi.
Penangkapan JW dilakukan setelah pengungkapan kasus perburuan satwa liar di kawasan konservasi tersebut pada akhir tahun lalu, yang mengamankan tersangka AS, SS, dan S. Ketiganya ditahan di Rutan Polresta Magelang dan dari hasil pemeriksaan terungkap peran JW sebagai aktor utama yang mengorganisasi perburuan.
Dalam kesempatan sama, Kepala Balai TN Gunung Merbabu Anggit Haryoso menyampaikan bahwa penangkapan JW merupakan bukti nyata komitmen negara dalam menjaga kawasan konservasi dan melindungi satwa liar di dalamnya.
"Melindungi mereka dari perburuan liar merupakan upaya kita dalam menyelamatkan ekosistem di kawasan konservasi yang sangat penting bagi kelestarian hutan," demikian Anggit Haryoso.
TEKNOLOGI DAN BIOBANK
Kemenhut akan menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan populasi satwa terancam punah termasuk menggunakan teknologi asistensi reproduksi atau Assisted Reproductive Technology (ART) yang memanfaatkan bank hayati.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut Satyawan Pudyatmoko di Jakarta, Senin (1/9) menyampaikan, bahwa pemerintah menargetkan peningkatan populasi sejumlah satwa dilindungi termasuk badak jawa (Rhinoceros sondaicus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan badak kalimantan yang merupakan satu spesies dengan yang berada di Sumatera.
Satyawan menjelaskan bahwa dalam upaya konservasi di tingkat internasional, penggunaan ART dan bank hayati (biobank) sudah digunakan untuk membantu peningkatan populasi terancam punah. Seperti yang dilakukan untuk menyelamatkan populasi badak putih (Ceratotherium simum) di Afrika.
Bank hayati sendiri berfungsi untuk menyimpan genetik jenis spesies langka yang terancam punah. Genetik yang disimpan dimanfaatkan untuk teknologi asistensi reproduksi untuk mendorong penambahan populasi. (H-1)