
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan Indonesia tetap memegang prinsip bebas aktif, atau netral dalam kemitraan, di tengah memanasnya ketegangan geopolitik dunia.
“Indonesia terbuka untuk semua karena kita tidak berpihak, baik dalam politik maupun ekonomi,” ucap Sri Mulyani dalam suatu wawancara di tengah Pertemuan Tahunan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dikutip Kamis (26/6).
Dia mengatakan bahwa ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China tidak akan memengaruhi posisi Indonesia dalam kerja sama ekonomi dengan kedua negara tersebut.
“Saya tidak berpikir begitu (hubungan RI dengan AS akan ganggu hubungan dengan China). China datang karena kita punya kebijakan yang berlaku sama untuk semua negara,” ujar Sri Mulyani.
Menurut dia, baik AS maupun China tetap memiliki peluang yang sama untuk berinvestasi di Indonesia, termasuk dalam sektor hilirisasi nikel dan pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Mereka (AS dan China) memiliki banyak teknologi maupun modal. Jadi kita terbuka (kerja sama) secara merata untuk kedua,” tegasnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani bertemu dengan Menteri Keuangan Saudi Arabia, Muhammad Al Jadaan dan Menteri Keuangan Qatar, Ali Alkuwari, di sela pertemuan tahunan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Menurut Sri Mulyani, dalam pertemuan cukup santai tersebut mereka membicarakan situasi global dan dampak perang yang tengah berkecamuk di Timur Tengah.
"Kami membicarakan situasi perang yang sedang terjadi di Timur Tengah dan dampak pada negatif pada aspek kemanusiaan dan ketidakpastian yang diakibatkan yang akan sangat negatif pada ekonomi seluruh dunia," kata Sri Mulyani melalui akun instagramnya, dikutip Kamis (26/6).
"Kita semua berharap kondisi di Timur Tengah segera mereda dan mencapai kesepakatan perdamaian untuk kepentingan seluruh umat manusia,” ujarnya.