Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara mengenai keraguan sejumlah pihak, termasuk ekonom, terhadap data pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% pada kuartal II-2025.
Banyak ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,7%-4,8%. Mereka juga meragukan perhitungan data konsumsi rumah tangga yang dinilai cukup tinggi mencapai 4,97% pada kuartal II-2025. Angka pertumbuhan konsumsi ini lebih rendah dari kuartal I-2025 yang bertepatan dengan momen Lebaran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pengumuman PDB itu disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dan selama ini Indonesia menggunakan data tersebut. Menurutnya, data dari BPS dinilai dapat dipercaya.
"Ya kita selama ini menggunakan BPS kan ya. Jadi BPS tentunya menjelaskan mengenai datanya, metodologinya, sumber informasinya, kita tetap mempercayai BPS," tegas Sri Mulyani kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Dia pun memastikan BPS akan tetap berpegang teguh kepada integritas datanya. Ini artinya BPS tidak bisa disetir oleh pihak manapun.
"Tidak, ya kan kita lihat semua indikator berdasarkan BPS. Data sign mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi saya rasa BPS tetap berpegang kepada integritas dari datanya," kata Sri Mulyani. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa keraguan ini belum menjadi perhatian presiden.
Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti ikut merespons anggapan anomali dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi di kuartal - II 2025 sebesar 5,12%. Menurutnya, perhitungan yang dilakukan BPS sudah mengacu dengan standar internasional.
"Kan ada standar internasional," kata Amalia, di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/8/2025).
Menurut Amalia, data pendukung dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi itu sudah sesuai, saat ditanya mengenai adanya beberapa faktor yang tidak mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Data-data pendukungnya sudah oke," kata Amalia.
"Sudah semua. Pendukungnya sudah mantap lah itu," tambahnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPS: Konsumsi & Investasi Motor Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II