
Sebagai bentuk perayaan keindahan karya seni dan tekstil Indonesia, brand fashion Sejauh Mata Memandang berkolaborasi dengan penyanyi Tulus dalam meluncurkan pameran berkonsep unik dan meriah. Bertajuk ‘Pasar Kita’, pameran ini tak hanya menghadirkan koleksi terbaru Sejauh Mata Memandang, tetapi juga memamerkan karya fashion dari delapan UMKM lokal.
Digelar di East Mall Grand Indonesia, Pasar Kita menawarkan lanskap seketika menarik perhatian. Berkonsep pasar rakyat, Sejauh Mata Memandang dan Grand Indonesia mendesain booth dalam bentuk unik seperti gerobak mi ayam, gerobak sepeda onthel, hingga warung. Tema yang sangat lekat dengan rakyat ini merupakan perayaan yang disajikan Sejauh Mata Memandang dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 nanti.
Di tengah area pameran, berdiri tegak instalasi yang terinspirasi dari permainan rakyat Indonesia panjat pinang. Kain-kain perca penuh warna menjuntai dari ujung tiang pinang, memberikan semarak warna cerah yang mengundang rasa penasaran.

Selaras dengan semangat sustainability Sejauh Mata Memandang, sebagian besar material yang digunakan dalam pameran ini, seperti kayu, merupakan material yang pernah dipakai di pameran-pameran Sejauh Mata Memandang sebelumnya.
Pameran Pasar Kita ini juga menjadi ruang bagi Sejauh Mata Memandang untuk memperkenalkan koleksi busana terbarunya bersama Tulus. Koleksi yang didominasi warna hitam dan rona monokrom hadir dengan siluet khas Sejauh Mata Memandang: Simpel dan tetap tampak nyaman. Setiap busana berhiaskan goresan tangan Tulus yang sederhana, tetapi bermakna.
Namun, Pasar Kita tidak menawarkan koleksi-koleksi Sejauh Mata Memandang saja. Chitra Subyakto mengundang delapan UMKM lokal dari berbagai daerah, dari Sumatra Barat, Pekalongan, Yogyakarta, hingga Malang.

Founder Sejauh Mata Memandang, Chitra Subyakto, menjelaskan bahwa alasan Sejauh Mata Memandang mengambil konsep pasar rakyat untuk pameran tahun ini adalah dengan melihat kondisi perekonomian UMKM yang agak tersendat beberapa waktu terakhir.
“Membaca perkembangan para teman-teman mitra UMKM kita, beberapa tahun ini keadaan cukup susah. Kami pun berpikir, daripada kita cuma fokus dengan kolaborasi kita, alangkah baiknya jika kita mengajak semua teman kita dari berbagai daerah untuk ikut jualan di Pasar Kita ini,” jelas Chitra di konferensi pers Pasar Kita di 7AM, Grand Indonesia, pada Jumat (18/7) lalu.
Delapan UMKM yang ikut hadir di Pasar Kita adalah Craft Denim dari Pekalongan, Sakombu dari Sumatra Barat, Toja Indonesia dari Sleman, Vitarlenology dari Yogyakarta, Cusia by Shibiru dari Temanggung, GeKiORi by Sekar Kawung dari Yogyakarta, Kait Handmade dari Malang, serta Tegel Kunci dari Yogyakarta.
Menilik kolaborasi Sejauh Mata Memandang dan Tulus

Terkait dengan kolaborasinya dengan Tulus, Chitra mengungkap bahwa kebiasaan Tulus yang selalu rewearing atau memakai kembali semua pakaiannya sangat sesuai dengan semangat keberlanjutan Sejauh Mata Memandang.
“Saya dengan Sejauh itu tidak hanya berteman secara kreativitas, tapi saya juga belajar banyak. Contohnya adalah tentang membuat satu kebiasaan baru untuk memperpanjang umur pakaian, itu saya belajar dari Mbak Chitra. Di proses kreatif kita tidak hanya menciptakan sesuatu bersama, tetapi saya juga mempelajari hal-hal yang bisa saya terapkan di kehidupan sehari-hari,” ucap Tulus.

“Menurut saya, pakai baju yang diulang-ulang itu lebih menyenangkan. Mencari baju yang nyaman menurut saya bukan hal yang mudah. Kalau ada satu yang saya sudah suka, saya akan memakainya berulang kali,” imbuhnya.
Sebagai kolaborator, Tulus menggambar sendiri corak-corak yang kemudian menghiasi koleksi ini. Lewat koleksi dan goresan tangan Tulus, keduanya mencoba untuk mengungkapkan pesan bermakna.

Salah satunya bisa dilihat dalam motif kotak. Motif ini, menurut Tulus, bermakna sesuatu yang utuh. Lalu, di sebelah motif kotak, terdapat empat motif titik yang menandakan sesuatu yang sudah lebur atau sudah berubah bentuk. Bagi pelantun lagu Gajah ini, dua motif tersebut menandakan dinamika hidup; ada utuh, lebur, sedih, senang, sendu, dan tawa.
Tulus dan Sejauh Mata Memandang juga berharap, koleksi ini bisa menghadirkan rasa bahagia; tak hanya bagi mereka yang memakainya, tetapi juga bagi yang sekadar melihatnya.

“Kalau dari saya pribadi saya merasa bagaimana tim kreatif menyadarkan bahwa garis tangan adalah sesuatu yang berharga. Saya melihat ini lebih dari karya. Pesan awal dari ini semua: Kita ingin bikin sesuatu, apa pun kita pikirin, yang penting yang melihat itu senang. Berarti itu kaitannya dengan kebahagiaan. Kayaknya, apa pun yang yang kita kerjakan, selama fokusnya cari bahagia, mengerjakannya juga senang saja,” papar Tulus.
Kamu bisa langsung mendatangi pameran Pasar Kita hingga 31 Agustus 2025, Ladies. Kamu tertarik?