
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menceritakan kembali pengalamannya memimpin negara selama satu dekade. SBY menyampaikan berbagai capaian selama masa kepemimpinannya, terutama di bidang ekonomi, demokrasi, dan hubungan internasional.
SBY menyebut periode pemerintahannya dari tahun 2004 hingga 2014 bukanlah masa yang mudah. Dia mengaku menghadapi berbagai tantangan besar seperti terorisme, bencana alam besar, dan krisis keuangan global. Namun, kata dia, Indonesia berhasil bangkit dan mencatatkan kemajuan signifikan di berbagai sektor.
“Selama satu dekade, dari tahun 2004 hingga 2014, saya mendapatkan kehormatan untuk memimpin demokrasi terbesar ketiga di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya dalam acara Economic Summit di Hotel St.Regis Jakarta, Kamis (26/6).
Secara ekonomi, SBY menyoroti keberhasilan pemerintahannya dalam menjaga stabilitas makro dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6 persen per tahun. Ia juga menekankan penurunan rasio utang publik, serta perbaikan kesejahteraan masyarakat.

“Secara ekonomi, kita memulihkan stabilitas makroekonomi, dengan pertumbuhan PDB rata-rata sekitar 6 persen selama 10 tahun, dan rasio utang publik turun di bawah 25 persen terhadap PDB. Yang lebih penting, kita mencatat kemajuan nyata dalam mengurangi kemiskinan serta meningkatkan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan bagi rakyat kita,” tutur SBY.
Selain ekonomi, dia menyinggung stabilitas politik dan demokrasi yang berhasil dijaga. SBY menyebut dua pemilu yang berlangsung damai selama masa jabatannya, serta penguatan institusi negara dan masyarakat sipil.
“Kita menjaga stabilitas politik dan menyelenggarakan pemilu yang damai dan demokratis pada tahun 2009 dan 2014. Itu menunjukkan kematangan demokrasi kita,” kata dia.
SBY juga bangga dengan posisi Indonesia di dunia internasional. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia menjadi anggota G20, rutin menjadi tuan rumah Bali Democracy Forum, dan aktif dalam diplomasi multilateral.
“Di tingkat global, Indonesia menjadi lebih proaktif dan berpengaruh, bergabung dalam G20, menyelenggarakan Forum Demokrasi Bali setiap tahun, dan terus mengedepankan perdamaian serta multilateralisme di forum-forum seperti PBB, APEC, dan ASEAN,” ucapnya.