Mencuat sosok 'Sultan' dalam kasus pemerasan dalam pengurusan sertifikasi kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan. Kasus itu turut menyeret Immanuel Ebenezer alias Noel selaku Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker).
Dalam kasus itu, Noel disebut terlibat dan mendapatkan jatah uang pemerasan sekitar Rp 3 miliar. Uang itu diminta Noel kepada Irvian Bobby Mahendro selaku Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 2022-2025.
Noel menyebut Irvian sebagai 'Sultan'. Ada alasan tersendiri di balik julukan tersebut.
"IEG menyebut IBM sebagai Sultan, maksudnya orang yang banyak uang di Ditjen Binwas K3," ujar Ketua KPK Setyo Budiyanto saat dikonfirmasi, Sabtu (23/8).
Lantas, seperti apa profil Irvian Bobby dan berapa harta kekayaannya?
Irvian Bobby Mahendro adalah seorang ahli K3 di Kemnaker. Berdasarkan penelusuran, Irvian tercatat menempuh pendidikan S-1 Teknik Mesin di Universitas Trisaksi pada 2002 dan lulus pada 2008.
Ia kemudian langsung melanjutkan pendidikan magister bidang Manajemen di Universitas Satyagama dan lulus pada 2010.
Ia tercatat merupakan seorang aparatur sipil negara (ASN) yang menjabat sebagai Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personil K3 2022-2025.
Irvian merupakan salah satu dari 11 tersangka dalam kasus dugaan pemerasan dalam pengurusan sertifikasi K3 di Kemnaker. Kasus tersebut juga menyeret Noel sebagai tersangka.
Dalam konferensi pers pengungkapan kasus tersebut, KPK mengungkapkan bahwa pemerasan ini terjadi pada 2019-2024.
KPK menjelaskan bahwa dalam proses penerbitan sertifikat tersebut, harganya dibuat mahal dan uangnya mengalir ke sejumlah pejabat. Nilainya tak tanggung-tanggung, yakni mencapai Rp 81 miliar.
Irvian merupakan ASN Kemnaker yang menjadi pihak penerima uang paling banyak, yakni Rp 69 miliar. Dia diduga sebagai otak pemerasan ini.
Uang tersebut digunakannya untuk belanja, hiburan, DP rumah, hingga setoran tunai kepada sejumlah pihak. Irvian juga diduga menggunakan uang itu untuk membeli mobil mewah.
Belum ada keterangan dari Irvian mengenai kasus yang menjeratnya tersebut maupun julukan 'Sultan' dari Noel.
Kasus Pemerasan Urus Sertifikasi K3
Dalam konferensi pers pengungkapan kasus tersebut, KPK mengungkapkan bahwa pemerasan ini terjadi pada 2019-2024.
KPK menjelaskan bahwa dalam proses penerbitan sertifikat tersebut, harganya dibuat mahal dan uangnya mengalir ke sejumlah pejabat. Nilainya tak tanggung-tanggung, yakni mencapai Rp 81 miliar.
Total ada 11 orang yang dijerat sebagai tersangka. Termasuk Noel dan Irvian.
Adapun terkait kasus yang menjeratnya, Noel membantah dirinya terjaring OTT KPK. Selain itu, dia mengeklaim kasus yang menjeratnya juga bukan pemerasan. Dia meminta agar narasi tersebut diluruskan.