Keluarga diplomat muda Kemlu Arya Daru Pangayunan mendesak polisi untuk meneruskan penyelidikan kasus kematiannya. Termasuk mendalami V dan D, sosok yang bertemu Arya Daru sebelum ia ditemukan tewas di kosnya di Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat dengan wajah terlilit lakban.
"Dalam keterangan pers dari pihak Polda itu menyatakan ada dua orang yang bersama-sama dengan almarhum pada saat di Grand Indonesia. Yaitu seorang wanita berinisial V dan seorang pria berinisial D," kata Kuasa hukum keluarga Arya Daru Pangayunan, Nicholay Aprilindo, di Kota Yogyakarta, Sabtu (23/8).
"Pertanyaan kami adalah sejauh mana pendalaman terhadap wanita berinisial V maupun pria berinisial D," bebernya.
Sebab, menurut keluarga, polisi belum memaparkan penjelasan dibalik pertemuan Arya Daru dan dua orang tersebut.
"Apa yang menyebabkan almarhum kelihatan panik setelah bertemu dua orang oknum tersebut," jelasnya.
"Ini perlu didalami oleh pihak penyelidik sejauh mana peran dari kedua oknum itu informasi apa yang diberikan kepada almarhum. Sehingga almarhum kelihatannya seperti orang panik, itu perlu diungkapkan," katanya.
Sebelumnya, ayah diplomat muda Kemlu Arya Daru Pangayunan, Subaryono, memohon ke Presiden Prabowo Subianto untuk keadilan anaknya.
"Fisik semakin renta, ingatan juga sudah tidak setajam dulu, bicara pun tak selancar dulu waktu masih aktif (jadi dosen). Inilah kemudian kami merasakan pada posisi yang sangat lemah dan menghadapi situasi yang sangat sulit," kata Suharyono.
Eks dosen Teknik Geodesi pun memohon kepada Prabowo agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut kematian anaknya.
"Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto. Kami mohon dengan rendah hati dan kami mohon setulus-tulusnya. Kami mohon bapak bisa menginstruksikan kepada Kapolri, kepada Panglima TNI, kepada Menteri Luar Negeri supaya bisa segera menjelaskan kepada kami tentang misteri yang terjadi pada anak kami," katanya.
Saat ini keluarga mengaku tak berdaya. Sementara informasi yang beredar sangat bervariasi. Keluarga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Yang kami tahu Daru di mata kami adalah dia pribadi yang mandiri, bertanggung jawab dengan keluarga dengan orang tuanya, dengan masyarakat, dan tentu saja dengan tempat dia bekerja," jelasnya.